Jakarta, Gatra.com - Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam (Palawa) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat, Dr Vita Sarasi, menyebutkan, Gunung Rinjani Lombok paling pantas menjadi wisata hijau atau "Green Tourism" Indonesia.
Hal ini dsiampaikan Dr Vita saat Seminar Nasional Pariwisata Berkelanjutan tersebut digelar dalam rangkaian Dies Natalis ke-40 Palawa Unpad, mengambil tema pengembangan wisata alam domestik berbasis desa wisata sebagai upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
"Gunung Rinjani itu memiliki 5 keistimewaan yang tidak dimiliki gunung lainnya," katanya saat memberikan sambutan dalam kegiatan webinar seminar Nasional Pariwisata Berkelanjutan yang diikuti lebih dari 268 peserta secara "online" dari berbagai daerah di Indonesia, Sabtu (16/4).
Menurut Dr Vita, lima keistimewaan Gunung Rinjani antara lain, memiliki bentangan alam paling lengkap dan menakjubkan, berupa sabana hutan, danau, air terjun, air panas, serta memiliki flora dan fauna hingga 109 jenis, baik itu burung, reptil, lutung dan lainnya.
“Sehingga menurut Azam Rafiulah yang baru saja memecahkan rekor Ekspedisi Pendakian 35 Gunung Indonesia menyatakan Gunung Rinjani paling pantas untuk dijadikan wisata hijau ke depannya di Indonesia," katanya.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam pemaparannya mengatakan, pengembangan desa wisata di Indonesia, menerapkan strategi 3C yakni commitment, competence, dan champion.
Strategi 3C yakni commitment adalah membangun komitmen pemerintah daerah dari bawah ke atas, kemudian competence artinya masyarakat desa menjadi yang terdepan dan kompeten dalam membangun desanya. Champion maksudnya masyarakat desa mampu menjadi trainer of trainer pada champion lain.
"Konsep ini kita sebut dengan CBT alias community based tourism. Ini juga mengembangkan masyarakat sebagai pelaku utama kegiatan kepariwisataan, jangan dibalik masyarakat hanya menonton. Melaui pemberdayaan jadi fokus utama dari Kemenparekraf,” jelasnya.
Program ekowisata juga merupakan sebuah aktivitas jalan-jalan yang berfaedah karena menyatu dengan alam dan komunitas. Berwisata lebih dari tujuan kesenangan saja, mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan soial, budaya dan ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Ekowisata juga sebagai salah satu cara untuk menjamin, industri pariwisata untuk terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar.
“Desa wisata ini saya lihat bukan soal anggaran, tapi mereka butuh perhatian dan butuh kehadiran. Prospek ke depannya luar biasa dari segi bisnis,” ujarnya.