Jakarta, Gatra.com- Tarung omongan dan provokasi terus membakar wacana pertandingan tinju pegiat media sosial Denny Siregar (Desi), 48 tahun, versus Novel Bamukmin, 49 tahun. Semua omong kosong itu sebaiknya dihentikan. Karena jika pertandingan itu terjadi, maka salah satu bisa innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Karena publik telah mengetahui dari pengumuman Desi bahwa dia telah pasang ring jantung.
“Padahal aku khawatir, ring di jantungku akan berbalik melawanku. Ternyata Tuhan masih sayang padaku. Tugasku di dunia belum selesai, masih ada pekerjaan rumah yang harus dituntaskan,” tulisnya di media sosial, Sabtu 15 Mei 2021.
Jika Covid 19 belum membuat jantungnya ngadat, maka bertinju atau olah raga berat lainnya bisa memicu jantungnya kolaps meskipun telah dipasang ring. Ring jantung atau stent yang dicangkokkan pada penderita gangguan kardiovaskular, tidak menjamin penderitanya akan baik-baik saja. Hal ini juga yang dialami politisi Adian Napitupulu.
Politisi PDIP itu bahkan telah memasang 5 ring pada jantungnya. Tetapi itu tidak mencegah penyakit jantung yang dialaminya kambuh hingga kolaps saat terbang ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Bagi orang yang telah pasang ring jantung sebaiknya tahu mengukur diri. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diwaspadai agar penyakit ini tidak kumat. Seperti yang dituturkan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito Damay, SpJP(K), MKes, FIHA, FICA, pada detik.com.
1. Hindari olahraga ekstrem atau aktivitas terlalu berat
Setelah pemasangan ring jantung, para dokter terus memastikan pasiennya dalam keadaan baik-baik saja. Mereka menyarankan pada pasien untuk tidak melakukan kegiatan atau olahraga yang berat, seperti atlet.
"Jangan gegabah dalam memilih aktivitas. Hindari dulu aktivitas berat yang bisa membahayakan dirinya. Setelah dipasang ring, mereka bisa kembali melakukannya, tapi ingat bukan seperti atlet. Jika mereka bermain tenis, badminton, bahkan basket dengan tujuan rekreasi, maka ini masih bisa dilakukan," kata dr Vito.
2. Disiplin dalam minum obat
Setelah pasang ring jantung memang tidak dilarang untuk beraktivitas lagi, selagi itu tidak berat. Tapi dengan catatan, obat-obat yang diberikan harus diminum secara disiplin dan teratur. dr Vito mengatakan, banyak orang sering menganggap ini bisa menjadi ketergantungan akan obat, padahal tidak seperti itu.
"Obat ini untuk meringankan atau juga bisa membantu orang bisa beraktivitas seperti biasanya. Perlu dibantu dengan obat-obatan agar keluhan tersebut tidak sering muncul, bisa produktif seperti biasa, membantu kerja jantung, dan mencegahnya terjadi lagi," jelasnya.
Obat-obatan yang memang harus dikonsumsi secara teratur oleh orang yang telah memasang ring jantung, antara lain obat pengencer darah, kolesterol, darah tinggi atau hipertensi, dan diabetes.
3. Mulai pola hidup sehat
"Setelah pasang ring, buatlah kesempatan itu menjadi hari yang baru untuk memperbaikinya," ungkap dr Vito.
Pada pasien yang sudah melakukan tindakan pasang ring jantung, mulai atur pola hidup, hindari kebiasaan buruk seperti merokok salah satunya. Selain itu, atur pola makannya agar jauh lebih sehat dan aman bagi jantung.
Dikutip dari Mayo Clinic, hindari makanan yang mengandung trigliserida dan natrium tinggi, seperti santan, gorengan, margarin, kelapa, garam, gula, dan lainnya.
4. Perhatikan Faktor Risiko
Jika sudah memiliki riwayat atau malah sudah melakukan pasang ring jantung, mulai perhatikan faktor risiko yang bisa menyebabkannya. Hal ini bisa membuat penyakit jantung itu muncul kembali, walaupun sudah dipasangkan ring.
"Jika sudah ada kolesterol tangani, punya gula darah tinggi dikendalikan, punya tubuh gemuk atau obesitas harus dibuat lebih ideal. laki2 dibawah 90 cm, perempuan dibawah 80 cm. Karena obesitas juga salah satu pemicu penyakit jantung," tuturnya.
"Pesan saya, kita lebih baik mengobati penyakit yang masih di awal, dibandingkan harus terpaksa pasang ring pada jantung kita," katanya.
Jadi yang sudah pasang ring jantung tidak usah banyak tingkah. Harus berhati-hati. Hindari olahraga keras seperti tinju di atas ring. Jika dipaksakan, risikonya bisa innalillahi wa innailaihi roji'un.