Karanganyar, Gatra.com - Penempatan gerai vaksin di lokasi pembayaran bantuan sosial efektif mendongkrak capaian vaksinasi booster di Kabupaten Karanganyar. Meski demikian, target 30 persen hingga 27 April 2022 masih jauh panggang dari api.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Purwati mengatakan, capaian vaksin booster sebelum pembagian bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng sekitar 13 persen. Hanya dalam waktu tiga hari sejak dibagikan Jumat (15/4) kenaikannya sampai 3,2 persen atau menjadi 16,2 persen. Menurut Purwati, kenaikannya signifikan.
"Hampir dua bulan sejak booster dimulai, capaiannya lamban. Hanya 13 persen. Eh, ini jadi syarat ambil BLT malah bisa naiknya signifikan," katanya kepada Gatra.com usai rakor pengamanan lalu lintas momen IdulFitri 1433 H di Mapolres Karanganyar, Senin (18/4).
Ia mengatakan, imbauan vaksin booster dalam pembayaran BLT tertuang di SE bupati Karanganyar. Menindaklanjuti SE itu, Puskesmas, Dokkes Polres dan TNI melayani vaksinasi di area pembayaran BLT di kantor pos maupun balai desa/kelurahan. Pembayaran BLT tertuju 54.614 keluarga penerima manfaat. Saat pembayaran, mereka juga berhak mendapat bantuan pangan non tunai (BPNT). Total bantuan yang diterima per KPM Rp500 ribu.
Lebih lanjut Purwati mengatakan, mereka yang mau vaksin booster saat mengambil BLT secara cash and carry kebanyakan warga miskin penerima bantuan. Dengan hanya mengandalkan mereka saja yang vaksin booster, target 30 persen tidak dapat dicapai dalam waktu dekat.
"Targetnya 30 persen penduduk Karanganyar booster sampai 27 April. Meski didongkrak dengan syarat pengambilan BLT, saya ragu bisa tercapai. Butuh effort yang lebih lagi," jelasnya.
Kapolres Karanganyar AKBP Danang Kuswoyo mengatakan gerai vaksin presisi bakal dibuka di pos terpadu mudik dan balik lebaran. Lokasinya di Alun-alun Karanganyar.
"Kita dikejar target juga. Soalnya vaksin yang kita punyai mendekati expired. Jangan sampai muspra. Sayang kan. Masyarakat juga harus tahu bahwa boleh mudik jika sudah vaksin booster atau dosis III. Kalau enggak, harus PCR atau swab antigen berbatas waktu. Lebih ribet," ujarnya.