Jakarta, Gatra.com - Acara Kelana Ramadan yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), khususnya Direktorat Infrastruktur Ekonomi Kreatif pada Kedeputian Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, yang diadakan di Banda Aceh, pada Sabtu 16 April 2022, mendapatkan sambutan luar biasa dari pelaku ekonomi kreatif lokal.
Melalui Kelana Ramadan ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, ingin mensosialisasikan tentang strategi pengembangan Kabupaten Kota (Kata) Kreatif Indonesia.
“Kalau saya mengatakan ‘kata’ maka maksudnya adalah Kabupaten Kota Kreatif Indonesia. Selanjutnya, program ini akan dikawal oleh unit Direktorat Infrastruktur Ekonomi Kreatif, Kedeputian Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf. 'Kata' ini adalah salah satu atau satu dari tiga program unggulan Kemenparekraf yang sudah saya launching pada 18 Januari lalu,” ujar pria yang akrab disapa Sandi Uno tersebut.
Dengan adanya pengembangan Kata, diharapkan dari 514 kabupaten kota memiliki ciri khasnya atau memiliki kesepakatan subsektor unggulan. Dari subsektor unggulan itulah yang akan menjadi peluang penggerak perekonomian rakyat. “Program Kata ini diharapkan menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi kita dan mampu membuka peluang usaha serta lapangan kerja di daerah-daerah,” ungkap Waketum Partai Gerindra tersebut.
Menparekraf pun berharap dengan adanya Kelana Ramadan ini bisa menjadi langkah kecil dalam mengajak para pelaku usaha kecil menengah bidang ekonomi kreatif untuk menjadi ujung tombak dalam mensosialisasikan program Pengembangan Kata Kreatif Indonesia dan mengawalnya.
“Sambutan yang luar biasa dari para pelaku ekraf selama pelaksanaan menjadi bukti bahwa Kelana Ramadan hadir sebagai program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. Artinya peluang untuk membangkitkan ekonomi nasional juga semakin terbuka,” tutur Sandi.
Sementara itu, Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif, Hariyanto juga menjelaskan bahwa Kelana Ramadan ini merupakan bagian dari strategi program pengembangan Kabupaten Kota Kreatif Indonesia. “Tujuan secara umum acara Kelana Ramadan ini adalah untuk mengakselerasi program pengembangan Kabupaten Kota Kreatif Indonesia,” ucap Hariyanto.
Adapun Kata yang hadir sebagai pelaku ekraf kali ini berasal dari Aceh Besar, Bener Meriah, dan daerah-daerah Aceh lainnya. Para enterpreuner yang hadir kali ini akan dimasukkan ke dalam database para pelaku usaha kecil menengah. Para pelaku usaha kecil menengah di sektor ekonomi kreatif ini ke depannya akan menjadi bagian konten website katakreatif.kemenparekraf.go.id.
“Kami memandang peran teman-teman semua itu penting. Para pelaku usaha ekonomi kreatif ini berada dalam jajaran garda terdepan dalam pengembangan ekonomi kreatif,” ungkap Hariyanto.
Oleh karena itu, Haryanto menambahkan, kegiatan Kelana Ramadan ini memang cikal bakal yang akan kita kembangkan dan tradisikan setiap tahun.
"Langkah kecil apapun agar dimaknai sebagai wujud kepedulian, keberpihakan, perhatian pemerintah kepada para pelaku usaha kecil menengah ekonomi kreatif sub para komunitas, termasuk para individualitas," pungkas Hariyanto.
Sosialisasi program Pengembangan Kata Kreatif Indonesia, lewat Kelana Ramadan ini mendapatkan respon positif dari para pelaku usaha kecil menengah sektor ekonomi kreatif yang hadir.
“Menurut saya kegiatan kelana Ramadan ini bagus, ya. Pertama bagus karena kita bisa mengetahui program-program Kemenparekraf. Selain itu, bagus karena kita juga menjadi tahu bahwa ada pengusaha macam-macam di Aceh. Ada jenis usaha apa saja sih, yang ada di Aceh,” ungkap Rezka Kenara Bintang Putra, pengusaha sirup Jeruk Jering, yang berasal dari Aceh Tengah.
Setelah mengikuti acara Kelana Ramadan ini, Ken sapaan Rezka Kenara berharap, kegiatan Kelana Ramadan ini bisa diekspansi lebih lebar lagi, agar lebih banyak yang tersosialisasikan tentang program Kata Kreatif Indonesia, sehingga program ini bisa lebih tepat sasaran.
Senada dengan Ken, Wahdini seorang pengrajin Kerawang Gayo, dari Bener Meriah juga merasakan kalau acara Kelana Ramadan ini bermanfaat bagi para pengusaha ekonomi kecil menengah sektor ekonomi kreatif.
“Sebagai generasi muda, saya ingin meneruskan adat istiadat budaya dengan mengenalkan kerajinan Kerawang Gayo ke kota lain, bahkan hingga pasar nasional. Produk Kerawang Gayo yang saya kelola ini adalah produk rumahan. Saya juga membuat beberapa produk aksesori seperti gelang, masker, syal, baju, dan sebagainya,” jelas Wahdini.
Wahdini berharap ke depannya, program Kelana Ramadan ini bisa memiliki sistem berkelanjutan yang jelas, sehingga ada pendampingan bagi pelaku usaha bisnis ekonomi kreatif kecil menengah, seperti dirinya.
“Saya bangga bisa bergabung dengan pengusaha-pengusaha lain dengan ikutan acara kelana Ramadan ini. Melihat mereka memiliki inovasi lebih dari saya membuat saya terpacu dan ingin mencoba menerapkannya ke bisnis saya. Harapan ke depannya, semangat saya ini tidak luntur dan program ini bisa memiliki sistem berkelanjutan yang jelas, sehingga benar-benar bisa membuat pelaku bisnis usaha kecil menengah ekonomi kreatif bisa lebih berkembang,” ungkap Wahdini.