London, Gatra.com - Rusia diduga kehilangan banyak tank dalam invasi ke Ukraina. BBC mengutip data dari militer Ukraina yang menyebut Rusia kehilangan lebih dari 680 tank dalam dua bulan pertempuran. Sementara data yang dirilis Oryx, blog militer dan intelijen dari hasil analisa foto medan pertempuran disebutkan 460 tank dan lebih dari 2000 kendaraan lapis baja Rusia dilumpuhkan.
Menurut Rand Corp. dan International Institute for Strategic Studies, Russia mengirimkan 2700 main battle tanks saat awal konflik.
Para ahli menyebut kerusakaan besar armada tank dan lapis baja Russia itu karena senjata-senjata anti tank canggih yang dipasok Barat. Tapi senjata canggih itu bukan faktor tunggal. Ada banyak faktor yang menyebabkan kekuatan barisan tank lapis baja Rusia mengalami kesulitan.
Amerika Serikat mengirim 2000 unit Javelin anti-tank misiles diawal konflik dan secara bertahap menambah 2000 unit selama konflik. Inggris mengirim misil 3600 Next Generation Light Anti-tank Weapon (NLAW). Javelin dan NLAW bisa meledak dibagian atas tank, yang merupakan titik terlemah. Keunggulan lain, memiliki kemampuan merusak lapisan pelindung luar yang berfungsi menyerap dampak ledakan misil. Jadi Javelin ini punya dua hulu ledak. Ledakan pertama merusak pelindung aktif, ledakan kedua meremukkan kulit logam dibawahnya.
"Javelin dan NLAW sangat kuat," kata Nick Reynolds, analis riset perang darat di Royal United Services Institute (RUSI). "Tanpa bantuan mematikan ini, situasi di Ukraina akan sangat berbeda."
Amerika Serikat juga memasok Ukraina dengan 100 drone anti-tank Switchblade. Dikenal sebagai drone "kamikaze", mereka dapat melayang di atas target bermil-mil jauhnya dari operator dan kemudian jatuh di atas tank, menghancurkannya dengan hulu ledak di ujungnya.
Taktik Rusia juga jadi salah satu faktor. Saat ini, tentara Rusia beroperasi melalui Batalyon Tactical Groups (BTG), yang merupakan unit tempur mandiri yang terdiri dari tank dan artileri. tetapi relatif sedikit pasukan infanteri.
“Rusia memiliki pasukan yang relatif sedikit untuk dipanggil,” terang Phillips O'Brien, seorang profesor studi strategis di Universitas St Andrews, “ Jadi BTG adalah cara untuk menciptakan unit tempur dengan banyak pukulan.
BTG dirancang untuk menyerang dengan cepat dengan banyak daya tembak. Namun, personel infantri yang terbatas, menyulitkan mereka untuk mengawal dan membalas serangan jika lapis baja diserang. Dengan kata lain, pasukan Rusia kuat dalam menyerang, tapi lemah dalam pertahanan diri.
Prof O'Brien juga menyebutkan kurangnya patroli udara Rusia telah membantu pasukan Ukraina untuk masuk ke wilayah-wilayah strategis untuk menyergap barisan tank Rusia. Penyergapan pasukan Ukraina memberi banyak kerugian.
Menurut data Oryx, tidak semua tank Rusia hancur karena serangan militer. Sebagian besar karena ditinggalkan prajuritnya. Para ahli menganggap ini sebagai kegagalan logistik, dan ketidakmampuan pasukan Rusia.
"Beberapa dari tank itu ditinggalkan karena kehabisan bahan bakar. Itu kegagalan logistik. Beberapa terjebak di lumpur musim semi, karena komando tinggi menyerbu pada waktu yang salah, "kata Prof O'Brien.
Banyak pula tank yang terbengkalai karena cara mengemudi yang buruk. Terlempar dari jembatan. Masuk ke parit sehingga relnya lepas. Keahlian pasukan untuk menggunakan peralatan mereka kurang.