Sukoharjo, Gatra.com - Tingginya transaksi ekonomi dan peredaran uang yang meningkat pada bulan Ramadan dan Idulfitri, memungkinkan peredaran uang palsu di pasaran juga ikut meningkat. Polres Sukoharjo meminta masyarakat waspada dan berhati-hati ketika menukar uang atau bertransaksi jual beli secara tunai.
Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan, meski hingga kini belum ada temuan uang palsu, namun ia meminta kepada masyarakat mewaspadai peredaran uang palsu jelang Lebaran Idulfitri 2022.
“Menjelang lebaran biasanya banyak penjaja uang, maka perlu waspada," katanya, Selasa (12/4).
Untuk itu, masyarakat diminta untuk meneliti uang yang diterima dengan cara 3D, dilihat, diraba, diterawang. Sebab jika dilihat dari segi fisik, uang palsu dan uang asli dapat dibedakan, salah satunya warna yang pudar.
Kapolres menjelaskan, langkah pertama adalah melihat perubahan warna benang pengaman pada uang. Lihat benang pengaman pada pecahan Rp100.000 dan Rp50.000, atau perisai logo Bank Indonesia (BI) pada pecahan Rp100.000, Rp50.000, dan Rp20.000. Cari juga angka berubah warna yang tersembunyi pada pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, dan Rp10.000, serta gambar tersembunyi berupa tulisan BI dan angka.
“Langkah berikutnya adalah meraba permukaan uang. Pada uang rupiah asli, akan terasa kasar pada sejumlah bagian mata uang. Uang asli saat disentuh akan terasa kasar pada bagian gambar utama, gambar lambang negara, angka nominal, huruf terbilang,” jelasnya.
Setelah dilihat dan diraba, langkah berikutnya adalah mengangkat uang dan mengarahkannya pada cahaya. Ketika diterawang, akan ditemukan gambar pahlawan, atau gambar ornamen pada pecerahan tertentu, dan logo BI yang akan terlihat utuh.
“Ketika menerima uang palsu, jangan membelanjakan uang palsu yang diterima dan jangan dirusak. Kemudian, laporkan ke Polisi atas dugaan tindak pidana pemalsuan uang,” ujarnya.
Diketahui, menukarkan uang lama menjadi uang baru merupakan tradisi jelang Idulfitri. Bahkan untuk memudahkan masyarakat mendapatkannya, jasa penukaran uang baru dapat dijumpai di jalan-jalan protokol.