Kendal, Gatra.com - Mantan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Kendal, Yekti Handayani dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (10/4) menjelang dini hari, di Rumah Sakit Tlogorejo Semarang. Mantan Cawabup yang berpasangan dengan Ustaz Ali Nurudin pada Pilkada Kendal 2020 ini sempat menjalani perawatan selama dua bulan karena kanker rahim yang dideritanya.
Demikian disampaikan Pengasuh Pesantren Wasilatul Huda, KH Adib Anas Noor saat memimpin upacara pemberangkatan jenazah di rumah duka di Desa Kebongembong, Kecamatan Pageruyung, pada Minggu pagi (10/4). Ia juga menyebut, kanker rahim ini sudah lama diderita Ani jauh sebelum mengikuti kontestasi Pilkada 2020.
"Cukuplah kematian menjadi nasihat bagi kita yang hidup. Bahwa kita semua kelak akan menyusul, hanya saja Allah yang tahu kapan waktunya. Ada yang masih muda meninggal lebih dulu, ada yang sakit meninggal, ada yang sehat meninggal, semuanya rahasia Allah," kata Abah Adib.
Menurut Abah Adib yang dikenal sebagai guru spiritual Ani, sosok almarhumah bersama sang suami, Gatot Herlambang kerap mengikuti pengajian. Selain ahli mujahadah, Ani juga merupakan sosok yang ahli bersedekah.
"Karena itu, menurut saya almarhumah pribadi yang baik. Apakah menurut anda semua almarhum orang yang baik?" tanya Abah Adib. Ratusan orang yang hadir dalam pemberangkatan jenazah kompak menjadi saksi bahwa almarhum Ani merupakan pribadi yang baik.
Kepala Desa Kebongembong, M Fachrurrozy Asary, yang juga masih memiliki hubungan keluarga dengan Ani, membenarkan soal penyakit yang dideritanya. Sebelum mengandung anaknya yang terakhir, Ani sudah pernah divonis menderita penyakit kanker kandungan.
Meski memiliki riwayat penyakit kanker, lanjut Ary, mendiang kakaknya itu tetap aktif berkegiatan. Ani tidak hanya mengurus rumah tangga, tapi juga perusahaan, dan juga aktif menjadi pendidik di sekolah.
Sebelum dirawat di Tlogorejo, awalnya mengeluh sakit asam lambung, dan Ani berangkat sendiri untuk memeriksakannya ke dokter. "Sempat dirawat inap beberapa hari," Ary mengenang sosok Cawabup Ani sebagai pribadi yang tangguh.
Sebelum jenazah diberangkatkan, lebih dulu pihak keluarga melakukan proses surupan, yakni berjalan membungkuk di bawah keranda jenazah, masing-masing sebanyak tiga kali. Tampak Gatot Herlambang, bersama dua putrinya yang sudah dewasa dan seorang putra yang masih pelajar SMA. Momen paling memilikukan, saat anak bungsu, yang berusia tiga tahun, menangis memanggil ibunya.
"Mbak Anik sekarang sudah tiada. Saya mewakili keluarga besarnya, memohonkan keikhlasan maaf kepada semua masyarakat Kendal, semoga almarhum khusnul khotimah dan keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan," kata Ary.