Sijunjung, Gatra.com - Sumatera Barat jadi salah satu provinsi di Indonesia yang masih memiliki daerah terisolir dan jarang dijamah masyarakat kota apalagi pejabat negara. Padahal, di 76 tahun kemerdekaan Indonesia, pembangunan di kota-kota besar terus berkembang pesat.
Salah satunya, dirasakan oleh masyarakat Nagari Solok Ambah, di Kabupaten Sijunjung. Lokasi yang cukup jauh dari pusat kota mencapai 51 kilometer dan berada di kawasan perbukitan, membuat akses ke daerah ini sulit.
"Kami sangat mendambakan akses jalan yang mudah, agar hasil tani gampang dijual, dan petani bisa maju," kata Wali Nagari Solok Ambah, Husni Martin disaksikan jemaah Masjid Baitul Karim di daerah itu.
Pernyataan itu disampaikan Husni kepada rombongan Safari Ramadan 1443 H yang dipimpin Gubernur Sumbar, Mahyeldi pada Kamis (7/4). Lantaran di daerah itu masih dikeliling hutan lindung, jalan terjal berisiko tinggi di Batu Kupik yang sempit, berkelok, dan jurang dalam.
Kesempatan bertemu dengan pejabat Pemprov Sumbar itu dicurahkan dengan keluh kesah dan harapan. Apalagi, selama Nagari Solok Ambah, Kabupaten Sijunjung itu terbentuk, baru kali ini ada gubernur yang menginjakkan kaki di nagari berpenduduk 3.351 jiwa dari lima jorong itu.
Selain itu, Nagari Solok Ambah juga terkendala pendidikan dan layanan kesehatan. Pasalnya, di daerah ini hanya ada tiga Sekolah Dasar (SD), dan satu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jarak sekolah ini dinilai cukup jauh dari rumah warga, apalagi ditambah akses jalan yang buruk.
"Kami sangat bahagia, ini pertama kali kami dikunjungi seorang gubernur. Kami berharap ada solusi dari pak gubernur dan pak bupati, sebab Nagari Solok Ambah ini dikelilingi kawasan hutan lindung, kami juga ingin maju," tutur Husni.
Gayung bersambut, Mahyeldi mengatakan bahwa di tahun 2022 ini Pemprov Sumbar telah mengalokasikan anggaran untuk Sijunjung lebih dari Rp35 miliar. Rinciannya, Rp12 miliar di Dinas BMKCR, Rp5 miliar Dinas Pendidikan, Rp4,1 miliar Dinas Peternakan, dan Rp4,4 miliar di Dinas Perkimtan.
"Kami menyambut baik segala keluhan warga Solok Ambah, dengan harapan ada solusi untuk membangun nagari ini, salah satunya melalui sinergisitas Pemprov dan Pemkab Sijunjung," ucapnya.
Dalam Safari Ramadan itu, Pemprov Sumbar menyerahkan dana hibah untuk pembangunan Masjid Baitul Karim sebesar Rp50 juta, Bank Nagari Rp10 juta, Kanwil Kemenag Sumbar Rp10 juta, Bappeda Sumbar Rp1 juta dan 10 mushaf Alquran, serta 10 mushaf Alquran dari Dinas Marga Cipta Karya dan Tata Ruang.
Sementara Bupati Sijunjung, Benny Dwipa Yuswir membenarkan bahwa 70% dari daerah Nagari Solok Ambah merupakan kawasan hutan. Pihaknya terus berupaya mengurus perizinannya agar hutan ini bisa dimanfaatkan, terutama untuk membangun akses jalan yang layak untuk masyarakat.
"Kalau soal pendidikan, kami memberikan subsidi, terutama untuk tingkat SMA dengan APBD Rp5,7 miliar kolaborasi dengan pemprov, agar tidak ada lagi yang putus sekolah," jelas Benny, anak dari mantan Bupati Yusiwan Arifin itu.