Semarang, Gatra.com - Komisi D DPRD Jawa Tengah meminta pekerjaan perbaikan jalan rusak harus sudah selesai pada H-10 Lebaran 2022. Hal ini harus dilakukan supaya tidak mengganggu kelancaran lalu lintas mudik mendatang.
Ketua Komisi D DPRD Jawa TengahAlwin Basri mengatakan, informasi yang diperoleh, dari total panjang jalan provinsi 2.400 km, saat ini kondisi jalan rusak di Jateng sekitar 9%, atau sepanjang 200 km.
Sedangkan kondisi jalan rusak sedang tercatat sepanjang 1.219 km, selebihnya sekitar 965 km atau 40% kondisi jalan masih bagus. “Jalan yang rusak itu perlu segera ditangani. Kami minta pekerjaan perbaikan jalan pada H-10 Lebaran sudah harus selesai, termasuk jangan ada penumpukan material supaya tidak mengganggu kelancaran lalu lintas mudik Lebaran,” katanya pada dialog Prime Topic: “Mudik Sehat dan Nyaman” di Semarang, Kamis (7/4).
Oleh karenanya, lanjut Alwin telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Jateng supaya jalan utama yakni jalan pantai utara (pantura), jalur tengan dan jalur selatan-selatan harus bisa dilewati dengan lancar.
Demikian pula untuk jalan-jalan yang rawan di daerah bencana banjir dan longsor agar mendapatkan perhatian serius karena saat ini sedang musim penghujan.
Ada beberapa aspek dalam penanganan mudik Lebaran yakni lalu lintas, didorong mudik gratis dengan pengusaha dan pemprov untuk menekan kendaraan pribadi, serta menyiapkan jalan-jalan alternatif dengan disertai rambu-rambu jalan. “Ini agar mudik Lebaran mendatang nyaman dan berjalan dengan lancar,” tandas Alwin.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jateng, Henggar Budi Anggoro dalam kesempatan sama menyatakan, sesuai prediksi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan ada 21,3 juta kendaraan bakal masuk ke Jateng pada mudik Lebaran 2022.
Henggar memperkirakan puncak mudik Lebaran akan terjadi pada H-3 hingga H-2 dengan jumlah kendaraan yang masuk ke Jateng dalam satu hari mencapai 100.000 kendaraan.
“Kami berharap semoga saja kendaraan yang masuk ke Jateng tidak sebesar itu. Meski begitu telah melakukan langkah persiapan dengan melakukan koordinasi instansi,” ujarnya.
Menurut Henggar, untuk leading sector di lapangan terkait manjemen rekayasa lalu lintas di lapangan adalah aparat kepolisian. Dinas Perhubungan sebagai BKO membantu agar berjalan lancar.
Dia memperkirakan bila pada arus mudik Lebaran mendatang diberlakukan manajemen lalu lintas dari arah barat (Jakarta) dengan sistem one way, sehingga dari timur diarahkan ke ruas jalan nasional.
“Kondisi ini menyebabkan terjadi peningkatan kendaraan dari Semarang sehingga potensi terjadi kemacetan arus lalu lintas di Kaliwungi, Kedal, Cepiring, Weleri, Pekalongan, dan Brebes ini perlu diantisipasi,” ujar Henggar.
Sementara, pengamat transportasi dari Unika Soegijapranoto Semarang, Djoko Setijowarno menyatakan, kebijakan pemerintah mengizinkan mudik Lebaran 2022 akan menjadikan dorongan warga pulang kampung menjadi besar.
Kondisi ini dikhawatirkan masyarakat menggunakan segala cara termasuk mengabaikan faktor kesehatan dan keselamatan agar bisa ke kampung halaman.
“Kalau bisa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mengadakan mudik gratis supaya mengurangi kerumuman massa di satu lokasi dan kepadatan lalu lintas,” ujar Djoko. (ADV/Anf)