Moskow, Gatra.com - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Kamis bahwa Rusia akan terus mempertahankan kepentingannya. Pernyataan itu diungkapkan setelah PBB menangguhkan keanggotaan Moskow di Badan Hak Asasi Manusia (HAM) atas tindakan invasi ke Ukraina.
"Kami minta maaf tentang itu ... (Tapi) akan terus membela kepentingan menggunakan segala cara hukum yang mungkin," kata Peskov dalam sebuah wawancara dengan Inggris Sky News, Jumat (8/4).
Sebelumnya, Majelis Umum PBB menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia atas pelanggaran berat dan sistematis dan pelanggaran hak asasi manusia.
Pemungutan suara dilakukan setelah adanya laporan kekejaman yang dilakukan pasukan Rusia di kota Bucha, Ukraina, dan dilaporkan lebih dari 410 penduduk tewas di tangan orang Rusia.
Gambar mayat-mayat yang ditinggalkan di jalanan, beberapa dengan tangan terikat di belakang, dan bukti penyiksaan dan kematian “gaya eksekusi” memicu kecaman dunia, menuai kecaman internasional, dan dicap oleh para pemimpin Barat sebagai tindakan “kejahatan perang.”
Moskow membantah menargetkan warga sipil dan mengklaim bahwa Kyiv "melakukan" sebuah "provokasi" untuk media Barat.
Peskov bersikeras bahwa mayat yang terlihat di jalan-jalan Bucha adalah "sindiran yang dipentaskan dengan baik."
“Kami bersikeras bahwa seluruh situasi di Bucha adalah sindiran yang dipentaskan dengan baik. Tidak ada lagi. Orang-orang malang itu, mayat-mayat di sana itu bukan korban personel militer Rusia,” katanya.
Juru bicara Kremlin mengakui bahwa pasukan Rusia telah menderita "kerugian yang signifikan" di Ukraina.
“Kami telah menderita kerugian pasukan yang signifikan. Ini adalah tragedi besar bagi kami,” katanya, tanpa menyebutkan jumlah korban tewas.
Menurut kantor berita negara TASS, Rusia mengatakan pada 25 Maret bahwa mereka telah kehilangan 1.351 tentara dan melaporkan 3.825 terluka.