Banyumas, Gatra.com – Fenomena kematian ribuan ikan kembali terjadi di Sungai Serayu, di Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (6/4). Ini Adalah kasus kematian massal kedua yang terjadi sejak awal April 2022.
Pemerhati Sungai yang juga Ketua Forum Masyarakat Pariwisata Sungai Serayu (FMPS) Eddy Wahono mengatakan, kematian massal pertama terjadi pada 1 April 2022 lalu. Sementara, kematian kedua terjadi pada 6 April, atau lima hari dari peristiwa pertama.
“Setelah tanggal 1 dan dua. Tanggal satu dan dua itu kan kasus kematian ikan massal yang pertama. Yang kita masih meraba-raba, siapa gerangan yang berbuat,” kata Eddy, Kamis (7/4).
Kata dia, warga menduga kematian diakibatkan keruhnya Sungai Serayu yang lebih pekat dari biasanya. Akibatnya ribuan ikan mabuk dan mati. Dia menduga kekeruhan ini akibat flushing lumpur di Bendung PLTA Mrica Banjarnegara.
Dugaan ini sangat kuat karena pada tanggal 1 dan 6 April, operator Bendung Mrica membenarkan telah melakukan aktivitas flushing.
“Tanggal 6, kemarin jam 08.00 pagi. Akhirnya diurut sama masyarakat. Ternyata terjadi (kematian massalnya) di daerah hulu,” ucap dia.
Eddy Wahono mengungkapkan, aktivitas flushing semestinya dikoordinasikan dengan dinas terkait dan tidak bisa dilakukan sembarangan.
Pasalnya, jika tidak terkontrol dan terukur, maka flushing bisa mengancam biota sungai dan bahkan memusnahkannya. Pasalnya, jutaan kubik lumpur akan hanyut ke hilir bendungan.
Kejadian ikan yang mabuk mati banyak terdeteksi di DAS Serayu Banjarnegara, antara Bendungan Mrica Banjarnegara hingga Bendung Gerak Serayu Banyumas. Adapun di atas bendungan Mrica ke arah hulu Serayu tidak ditemui ikan mabuk.