Budapest, Gatra.com - Menteri Luar Negeri Peter Szijjarto mengatakan bahwa Hungaria menerima pengiriman pertama bahan bakar nuklir untuk pembangkit nuklir Paks dari Rusia melalui pengiriman udara pada Rabu.
Pengiriman udara dilakukan karena tidak mungkin dilakukan mengingat terjadi konflik perang di Ukraina.
"Bahan bakar (untuk pabrik Paks) selalu datang dari Rusia dengan kereta api melalui Ukraina. Sayangnya ... ini tidak mungkin lagi sehingga kami harus mencari cara alternatif untuk pengiriman," kata Szijjarto dalam video Facebook dari Brussel, dikutip Reuters, Kamis (7/4).
Szijjarto menegaskan bahwa Hungaria menolak sanksi apapun terhadap minyak dan gas Rusia. Ia menambahkan bahwa menjatuhkan sanksi apapun pada kegiatan yang berkaitan dengan energi nuklir, juga merupakan “garis merah” untuk Hungaria.
Dia mengatakan pengiriman bahan bakar telah tiba melalui wilayah udara Belarus, Polandia dan Slovakia ke Hongaria dengan persetujuan ketiga negara, karena energi nuklir tidak masuk dalam sanksi Uni Eropa.
Hungaria ingin memperluas pembangkit listrik tenaga nuklir Paks 2 gigawatt buatan Rusia dengan dua reaktor VVER buatan Rusia, masing-masing berkapasitas 1,2 gigawatt.
Proyek yang diberikan pada tahun 2014 tanpa tender kepada raksasa nuklir Rosatom itu telah disebut sebagai tanda hubungan hangat antara Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Proyek tersebut mengalami keterlambatan.
Orban yang terpilih kembali untuk masa jabatan keempat berturut-turut dalam pemilihan pada hari Minggu, mengatakan pada konferensi pers pada hari Rabu bahwa Budapest ingin memperkuat aliansi Baratnya, karena masa depan Hongaria berada di Uni Eropa dan tegas di dalam NATO.
Namun dia juga mengatakan bahwa Hungaria siap membayar rubel untuk gas Rusia, meski itu melanggar batas ketentuan dengan UE yang sedang mencari blok persatuan dalam menentang permintaan Moskow dalam pembayaran dalam mata uang.