Jakarta, Gatra.com – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank OCBC NISP 2022 telah menyetujui lima agenda, di antaranya penetapan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021 sebesar Rp2,5 triliun.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, dalam konferensi pers hybrid di Jakarta pada Selasa (5/4), menyampaikan, penggunaan laba bersih Rp2,5 triliun tersebut terdiri 20% atau sebesar Rp504,8 miliar atau Rp22 per saham ditetapkan sebagai dividen tunai.
“Sebesar Rp100.000.000 digunakan untuk cadangan umum. Sisa laba bersih sebesar Rp2 triliun ditetapkan sebagai laba ditahan,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Parwati, pemberian wewenang dan kuasa dengan hak substitusi kepada direksi untuk melakukan pembayaran dividen tunai tahun buku 2021 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kemudian, pembelian kembali saham perseroan maksimum 436.000 saham dalam rangka pemberian remunerasi yang bersifat variabel sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) serta perundang-undangan yang berlaku.
Persetujuan lainnya, yakni perubahan susunan pengurus perseroan, yakni? pengangkatan kembali Rama P. Kusumaputra sebagai Komisaris Independen, Andrae Krishnawan W. dan Johannes Husin sebagai direktur efektif sejak ditutupnya rapat sampai dengan ditutupnya RUPST tahun 2025.
“Pengangkatan Na Wu Beng sebagai Komisaris Perseroan efektif setelah mendapatkan persetujuan OJK sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan Perseroan 2025,” katanya.
Selanjutnya, pengunduran diri Hardi Juganda selaku Komisaris Independen terhitung sejak pengangkatan Na Wu Beng efektif sebagai Komisaris serta pemberian wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk akuntan publik dan kantor akuntan publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku 2022.
Parwati menjelaskan, kinerja positif sepanjang tahun 2021 memperkuat posisi Bank OCBC NISP untuk berkontribusi dalam mendorong pemulihan ekonomi Indonesia. Bank OCBC NISP mencatat peningkatan laba bersih sebesar 20% yoy atau mencapai Rp2,5 triliun.
Peningkatan laba bersih ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 7% yoy serta diiringi dengan penurunan beban cadangan kerugian penurunan nilai sebesar 7% yoy. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya turun 8% dan beban operasional meningkat 2% yoy.
Bank OCBC NISP mencatat pertumbuhan DPK sebesar 6% YoY menjadi Rp168 triliun dengan komposisi 51% terdiri dari dana murah/CASA (giro dan tabungan), serta 49% merupakan deposito. Total aset bank tumbuh sebesar 4% menjadi Rp214,4 triliun pada akhir tahun 2021.
Bank juga berhasil mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 5%, sejalan dengan industri, menjadi Rp120,8 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit ritel. Fungsi intermediasi ini dijalankan dengan prinsip kehati-hatian, terlihat dari rasio NPL terjaga di bawah rata-rata NPL industri perbankan dan ketentuan regulator, yakni net NPL pada posisi 0,9% dan NPL bruto pada posisi 2,4%.
Bank mampu menjaga rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) di akhir tahun 2021 mencapai 23,0%, di atas level yang dipersyaratkan oleh regulator. Selain itu, bank juga mampu menjaga rasio efisiensi, Cost-to-Income Ratio dan rasio BOPO yang masing-masing sebesar 43,4% dan 76,5%.
“Fokus utama kami pada tahun 2021 adalah mendukung nasabah untuk beradaptasi dengan tantangan yang dihadirkan pandemi,” katanya.
Parwati menyebutkan, pihaknya terus mengakselerasi dan mentransformasi kemampuan dan kapabilitas bank untuk menghadirkan inovasi dan inisiatif yang relevan dengan kebutuhan nasabah individu dalam mengelola dan mengembangkan dananya serta nasabah korporasi untuk mempertahankan atau menumbuhkan bisnisnya.
Didukung dengan digitalisasi, inisiatif, dan inovasi yang lebih dari sekadar layanan, ujar dia, ini disambut baik oleh nasabah dan berkontribusi pada pertumbuhan kinerja Bank OCBC NISP yang positif.
“Ini akan menjadi modal kami untuk mewujudkan visi bank menjadi mitra tepercaya untuk tingkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.