Roma, Gatra.com - Italia, Denmark, Swedia, dan Spanyol mengusir 73 diplomat Rusia dari negara mereka, tindakan yang sudah dilakukan beberapa negara Eropa sebelumnya seperti Prancis dan Jerman. Hal ini tak pelak membuat pihak Rusia meradang.
Kremlin menyebut pengusiran tersebut sebagai tindakan tanpa pertimbangan yang akan memperumit komunikasi antara Kremlin dan negara-negara tersebut.
“Mempersempit kesempatan untuk melakukan komunikasi diplomatik di saat krisis seperti sekarang ini adalah tindakan yang tanpa pertimbangan sama sekali yang memperumit jalannya komunikasi, padahal saat ini penting dilakukan untuk bisa menemukan solusi atas krisis,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
“Dan bisa dipastikan akan ada tindakan balasan atas pengusiran tersebut,” tambahnya, seperti dikutip dari Aljazeera, Selasa (5/04).
Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares menyebutkan negaranya mengusir sekitar 25 diplomat Rusia dan staf kedutaan besar Rusia “yang menunjukkan ancaman terhadap kepentingan dan keamanan Spanyol”.
Sementara itu, Swedia mengusir 3 diplomat Rusia yang diduga melakukan tindakan mata-mata, demikian dikatakan oleh Menlu Ann Linde.
Menlu Italia Luigi Di Maio mengatakan bahwa pemerintahnya telah memerintahkan pengusiran terhadap 30 diplomat Rusia juga dengan alasan “keamanan nasional”.
“Dasarnya adalah perjanjian antara negara-negara Eropa dengan Amerika Serikat dan penting untuk dihubungkan dengan keamanan nasional negara kami dan dalam konteks krisis saat ini yang diakibatkan oleh agresi Rusia terhadap Ukraina,” kata Di Maio.
Sementara, Denmark mengusir 15 mata-mata Rusia yang menyamar sebagai diplomat, dan memberi kesempatan 14 hari kepada mereka untuk segera meninggalkan Denmark.
Namun demikian, Denmark tidak akan memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Moskow. “Dubes Rusia dan staf kedutaan yang lain di Kopenhagen tidak termasuk yang diusir,” ujar Menlu Jeppe Kofod.