Palembang, Gatra.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang mulai mengantisipasi kedatangan anak jalanan, gelandangan dan pengemis (Anjal dan Gepeng) selama bulan suci Ramadan tahun ini.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Palembang, Heri Aprian, mengatakan sudah jamak setiap memasuki Ramadan, anjal dan gepeng menjamur di kotanya. Mereka ini kerap ditemukan di jalanan, datang ke komplek perumahan, masjid-masjid hingga persimpangan lalu lintas.
Menurutnya, tren sekarang juga ada yang meminta-minta dengan memakai pakaian badut, bahkan manusia perak (dengan melumuri cat di sekujur muka hingga seluruh tubuh).
“H-7 biasanya membludak. Ada juga eksodus dari kabupaten tetangga. Mereka biasanya mangkal di lampu merah Charitas, simpang Bandara, simpang lima DPRD Sumsel,” ujarnya di Palembang, Selasa (5/4).
Dinsos kota setempat mulai mengantisipasi dengan menyiapkan petugas patroli setiap hari. Petugas tersebut akan berpatroli tiga kali dalam sehari.
“Biasanya mereka ini (anjal gepeng, manusi silver, badut) ramai pada jam pulang kerja dan mendekati waktu berbuka puasa. Apalagi saat ini masih pandemi. Mereka memanfaatkan belas kasihan para pengendara. Modus mereka beragam, dengan alasan kekurangan ekonomi dan lain sebagainya,” katanya.
Dikatakannya, paling bikin repot itu para anjal dan gepeng tersebut setelah ditindak oleh Tim Dinsos, mereka akan kembali lagi ke jalanan. Maka, cara yang paling efektif adalah peran masyarakat dengan tidak memberi pengemis atau peminta di jalan, apapun jenis motifnya.
“Sebab, kalau mereka itu selalu diberi, maka akan betah. Sebaiknya jika ingin sedekah bisa ke panti asuhan atau tempat lainnya yang resmi,” katanya.