Jakarta, Gatra.com- Aplikasi investasi Gotrade telah berhasil mengumpulkan US$15,5 juta dalam putaran seri A yang dipimpin oleh Velocity Capital Fintech Ventures. Pendanaan ini diungkapkan satu tahun setelah Gotrade diluncurkan.
Partisipasi putaran investasi ini juga diikuti investor seluruh dunia, seperti Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) [Jepang], BeeNext [Singapura], Kibo Ventures [Spanyol], Picus Capital [Jerman], dan juga investor yang sudah terlibat sebelumnya, seperti LocalGlobe [UK], Social Leverage [US] & Raptor [US].
Dalam periode yang sama, Gotrade juga sudah mengumpulkan lebih dari 500,000 users dari 140 negara tanpa melakukan pemasaran. Pertumbuhan viral dari aplikasi ini terjadi secara natural dari word of mouth dan juga referral para pengguna.
Dana tersebut akan membantu Gotrade mengembangkan timnya yang terdiri dari 40 orang dan meluncurkan versi lokal produknya di berbagai pasar, dimulai dengan Asia Tenggara.
Peluncuran versi lokal Gotrade akan memungkinkan perusahaan untuk memulai pemasaran, menawarkan produknya dalam bahasa lokal dan mengaktifkan metode deposit lokal di seluruh wilayah yang diharapkan perusahaan akan membuka daya tarik yang signifikan.
“Investing in Southeast Asia is broken. Lebih dari 600 juta orang tidak dapat mengakses produk investasi berkualitas dengan harga yang wajar," ungkap pendiri Gotrade Rohit Mulani seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (5/4).
Mereka tunduk pada reksa dana dengan rasio pengeluaran melebihi 5%. Produk tabungan seperti emas dengan spread 3% dan banyak biaya tersembunyi di seluruh portofolio mereka
"Tidak hanya oleh pemain lama tetapi juga oleh perusahaan yang seharusnya memberikan perubahan. Kami percaya berinvestasi harusnya lebih adil, dan pengguna seharusnya tidak perlu menanggung biaya yang bersifat predatorial ini,” kata Rohit.
Mewakili Velocity, Don Montanaro mengatakan bahwa semua orang memiliki hak untuk berinvestasi pada masa depan mereka. Yakni untuk mengontrol ‘financial destiny’ mereka.
"Sejak pertama kali kami bertemu dengan Rohit dan tim Gotrade yang fantastik, kami tahu bahwa mereka akan sukses memberikan kemampuan [untuk berinvestasi pada masa depan mereka] ini kepada masyarakat Indonesia, Asia Tenggara, dan banyak negara lainnya,” sebut Montanaro.
Ia menyebut bahwa Gotrade hadir dengan menggabungkan kemudahan, keamanan dan mobile app yang friendly. Serta dilengkapi dengan fractional shares tanpa komisi, ini merupakan sebuah winning formula di seluruh dunia.
"Sebagai investor yang berpengalaman, dan dengan pengalaman operasional kami di bidang ini, kami sangat senang untuk memimpin putaran pendanaan ini, dan kami juga senantiasa akan mendukung Gotrade di perjalanan mereka kedepannya!,” ujar Montanaro.
Sebagai informasi, Gotrade didirikan pada tahun 2019 oleh Rohit Mulani, Norman Wanto dan juga David Grant. Gotrade didirikan dengan misi untuk membuat investasi dapat diakses oleh semua orang, di mana saja.
Mereka bertiga bekerja bersama untuk mengembangkan aplikasi Gotrade untuk memungkinkan pengguna di seluruh dunia untuk membeli saham fractional dari perusahaan-perusahaan raksasa yang ada di NYSE dan NASDAQ hanya dari $1.
Gotrade mendapatkan investasi seed-round sebesar US$7 juta pada tahun 2021 dari LocalGlobe dan Social Leverage, yang keduanya merupakan investor awal Robinhood. Setelah mendapat izin dari Labuan Financial Services Authority of Malaysia, Gotrade meluncurkan platformnya dengan sistem undangan (invite-only) pada Maret 2021, dan diikuti oleh peluncuran secara global pada September 2021.
Tanpa mengandalkan pemasaran, aplikasi ini telah berhasil menarik 500,000 pengguna. 90% dari para pengguna tersebut berinvestasi di pasar saham US untuk pertama kalinya. Hingga saat ini, para pengguna Gotrade sudah melakukan transaksi senilai lebih dari $400 juta dollar dengan jumlah trade sebanyak 5 juta trade.
Selayaknya Robinhood, Gotrade tidak membebankan biaya komisi pada trade mereka. Namun berbeda dengan Robinhood, Gotrade tidak mengadopsi praktik kontroversial dengan memonetisasi pembayaran order flow.
Gotrade mendapatkan pemasukan dengan membebankan 0,50% hingga 1,20% dalam biaya FX (jumlahnya tergantung dari mata uang asal) ketika pengguna memilih untuk deposit dengan mata uang lokal yang kemudian dikonversikan menjadi dolar AS untuk diperdagangkan.