Kendal, Gatra.com – Wajah bahagia terpancar dari Lord Rangga yang pernah mengklaim bahwa dirinya adalah pemimpin tatanan dunia baru saat menerima kunjungan Juni Prayitno, pemuda asal Kendal yang telah menggagas Progam Digitalisasi Buku C Desa (Portades).
"Lord Rangga hari ini sangat berbahagia sekali karena telah kedatangan tamu agung. Beliau ini adalah pemuda asal Kendal, Jawa Tengah, yang telah menggagas berdirinya Portades," kata Lord Rangga dalam sebuah cuplikan video saat menerima kunjungan Juni Prayitno, Minggu (3/4).
Video Lord Rangga ini sengaja didokumentasikan Juni Prayitno saat berkunjung di kediaman mantan petinggi Sunda Empire di Brebes.
Lord Rangga mengatakan, terkait dengan Portades yang kaitannya pertanahan atau bumi, dahulu sudah dipetakan menjadi A line, B line, dan C line. Terakhir, era Suharto membuat percil D yang diboyong ke satu negara yang saat ini menjadi pemangku kekuasaan dunia.
Ia juga mengungkapkan, persoalan pertanahan saat ini penting. Dalam dunia 3, sebuah ketertiban bukan hanya persoalan tentang kedaulatan pangan saja. Tetapi juga mencakup tentang persoalan bumi atau pertanahan. Kemudian masalah hukum. "Jadi kalau tidak punya tanah jangan bicara soal hukum," ujarnya.
Di sisi lain, Lord Rangga mengibaratkan, jika seseorang memiliki sebidang tanah dengan luasan 1.000 meter, sebagai korp diplomatiknya tentu akan dipagar. Siapapun yang mencoba datang dan mengusainya tentu akan dilawan mati-matian dengan sekuat tenaga yang dimilikinya.
Dia menyebut, Portades karya anak muda asal Kendal memiliki kontribusi dalam mencegah terjadinya konflik di dunia akibat sengketa pertanahan.
Pria yang pernah menyita perhatian publik karena mengaku sebagai Sekjen Kerajaan Sunda Empire itu, mengatakan, jika saat ini sering kali terjadi konflik-konflik tanah. Maka, Portades baginya selaku pemangku bumi dan pemimpin tatanan dunia baru menjadi bagian penting dalam mencegahnya.
"Saya memberikan apresiasi dan respek atas karya besar Portades. Ini bisa digunakan di seluruh wilayah NKRI. Ini juga menjadi kekuatan kedaulatan yang utuh sehingga menjadi sebuah bentuk bela bangsa, bela negara, dan bela bumi bersama," kata Lord Rangga.
Sementara itu, Juni Prayitno mengaku sengaja berkunjung ke kediaman Lord Rangga sebagai ajang silaturahmi. Ia mengenal Lord Rangga beberapa bulan yang lalu dan baru kali ini bisa bersilaturahmi di kediamannya.
Terkait Portades, Juni menjelaskan bahwa aplikasi tersebut merupakan program digitalisasi buku letter C yang dibuat pada tahun 2017 dan telah digunakan di 569 desa di Indonesia.
"Portades ini adalah sebuah aplikasi untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan publik terkait pertanahan dan juga untuk menyelematkan arsip desa," kata Juni.
Upaya ini dilakukan Juni Prayitno sebagai langkah menyelamatkan arsip yang ada di desa. Menurutnya, jika arsip tanah yang ada di desa masih berbentuk manual bisa rusak dan termakan rayap atau hilang. Sedangkan letter C merupakan satu-satunya arsip yang ada di desa kalau desa tidak punya, maka akan rentan terjadi sebuah konflik.