Cilacap, Gatra.com – Hujan deras yang akhir-akhir ini mengguyur Cilacap, Jawa Tengah, memicu bencana tanah longsor di Desa Kutabima, Kecamatan Cimanggu.
Meski tak ada korban jiwa, namun dampak longsor ini cukup besar. Sebanyak 215 orang yang terdiri dari 71 keluarga terdampak dan 18 hewan ternak hilang tertimbun.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Wijonardi, mengatakan, peristiwa itu bermula pada hari Kamis. Hujan lebat disertai petir di wilayah Desa Kutabima sejak pukul 15.00–20.00 WIB menyebabkan tanah gembur bercampur air menjadi lumpur dan longsor ke arah permukiman penduduk.
Hasil kaji cepat tim BPBD Kabupaten Cilacap per Jumat (1/4), ditemukan sebanyak 17 titik lokasi tanah longsor di RT 06, RT 09, dan RT 04 Dusun Citulang yang material longsorannya menimpa rumah warga, jalan desa, dan area pertanian.
“BPBD Kabupaten Cilacap mencatat ada 3 unit rumah tertimbun, 2 unit rumah rusak berat, 3 unit rumah rusak ringan, dan 49 unit rumah terancam longsor. Selain itu, ada 1 unit jembatan ambruk, sawah seluas 2 hektare dan perkebunan seluas 2 hektare juga turut terdampak longsor,” kata Wijonardi, melalui keterangan pada Minggu (3/4).
Laporan visual langsung dari lapangan oleh BPBD, material longsor dari bagian perbukitan telah menimbun areal persawahan dan permukiman warga yang berada di bawahnya. Adapun material longsor lainnya juga terbawa oleh aliran Sungai Cireueui dan berdampak ke areal persawahan di wilayah Desa Cileumeuh.
"Sungai Cireueui yang kemarin banjir dan berdampak ke Cileumeuh sekarang di atas sungai ini terjadi longsoran," ujarnya.
Terkini, jalan desa lumpuh total tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat, bahkan sulit untuk dilewati pejalan kaki. Jaringan listrik padam dan beberapa warga ada yang mengungsi di rumah kerabat terdekat.
Sebagai upaya percepatan penanganan bencana tanah longsor tersebut, BPBD Kabupaten Cilacap telah melakukan kaji cepat situasi dan dampak, monitoring, berkoordinasi dengan instansi terkait guna pendirian tenda darurat untuk pengungsian dan dapur umum serta pembersihan material.
“Mengingat luasnya cakupan longsoran dan banyaknya titik lokasi terdampak, tim gabungan membutuhkan bantuan alat berat guna melakukan pembersihan hingga proses pemulihan,” kata Wijonardi.