Banyumas, Gatra.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mulai menyelidiki fenomena kematian ribuan ikan di Sungai Serayu, Jumat (1/4) lalu. Di bawah komando Kepala DLH Kabupaten Banyumas, Junaidi tim mengambil sampel air di Sungai Serayu, kompleks Bendung Gerak.
Tim juga melakukan pengamatan dan penggalian informasi terkait kematian massal ikan tersebut. “DLH akan selalu siap melaksanakan tugas pengawasan Lingkungan Hidup di wilayah kabupaten Banyumas,” ucap dia.
Junaidi mengatakan belum dapat diketahui secara pasti penyebab kematian ribuan ikan tersebut. Namun DLH berkewajiban mengecek sampel air agar dapat diketahui penyebabnya.
“Dan hasil baru akan diketahui paling cepat memakan waktu kurang lebih 5 hari,” katanya.
Sementara, pengamat sungai di Banyumas, Eddy Wahono menengarai kematian ikan tersebut terjadi karena penurunan kualitas air Sungai Serayu. Penyebabnya sangatlah banyak, antara lain keracunan limbah B3. Namun ada pula dugaan kematian ikan itu akibat kepekatan lumpur.
“Akibat pada hari Kamis (31/03/2022) Indonesia Power bendungan Panglima besar Soedirman melakukan flushing endapan lumpur,” ucap Eddy.
Meski begitu, Eddy mengatakan sejak Sabtu ikan sudah tidak tampak lagi ada yang mati. Hanya saja untuk penyebabnya masih harus menunggu hasil pengujian lab oleh DLH.
“Kondisi hari ini sudah aman tidak terlihat ikan yang mabuk dan mati. Namun apa pun yang menjadi penyebab nanti akan terjawab dari hasil laboratorium Dinas Lingkungan Hidup,” kata Eddy.
Diketahui, ribuan ekor ikan mati mendadak. Banyak warga yang kemudian turut memanen ikan mabuk yang mengambang.