Karanganyar, Gatra.com- Peragaan busana pelajar SMKN Jatipuro, Karanganyar Jateng memantik decak kagum. Tiga buah busana wanita karya orisinil tampak anggun dan cantik meski bertabur bahan daur ulang.
Tiga gaun beraksesori bahan daur ulang itu diperagakan dalam rangka uji kompetensi keahlian bagi pelajar jurusan busana butik kelas XII SMKN Jatipuro. Usai itu, 100 pelajar mengikuti uji kompetensi ini.
Mereka mendesain gaun wanita, memproduksi kemudian memeragakannya. Jenis gaunnya umum tanpa bahan daur ulang. Tiga terbaik berhak membawa pulang hadiah berupa mesin jahit.
Sementara itu dalam pembukaan peragaan busana pada Kamis (31/3) lalu, gaun berkaksesori daur ulang menginspirasi pembuatannya secara massal. Aksesori daur ulang dari bahan tutup botol logam, potongan kantung plastik, kepingan cakram disk dan ranting bambu.
Efek kemilau muncul dari bahan-bahan tersebut yang dipasang pada permukaan gaun. Sedangkan aksesori pada mahkota model disusun dari ranting bambu yang menyerupai tanduk.
"Kita bebaskan mereka berekspresi. Ternyata dengan bahan bekas bisa didesain gaun yang bagus dan bernilai estetika," kata Kepala SMKN Jatipuro Sri Eka Lelana kepada Gatra.com, Ahad (3/4).
Pembuatan gaun memakan waktu cukup lama mulai desain, mencari bahan sampai menjahitnya. Semua dilakukan oleh peserta didik. Belum lagi waktu untuk merangkai aksesori barkas. Semua jerih payahnya seakan terbayar lunas dengan apresiasi dari para tamu undangan.
Mereka tidak lain orangtua, guru dan pencari bakat. "Bahannya disediakan sekolah. Pernak pernik boleh bereksperimen sendiri," katanya.
Uji kompetensi ini digelar usai sebelumnya vakum dua tahun lamanya.
Seorang peserta uji kompetensi pelajar, Endah Ayu Permata Sari mengaku puas dapat merealisasikan desain busana. Ia membuat berbagai desain busana kasual maupun modern.
"Suka menggambar desain. Hanya, sulit membuatnya jadi nyata. Tapi akhirnya bisa juga. Menjahit yang paling susah. Harus rapi, bagus dan terpenting nyaman dikenakan," katanya.