Slawi, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau lokasi dan pengungsi bencana tanah bergerak di Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jumat (1/4) sore. Ganjar meminta agar warga segera direlokasi dan dibangunkan rumah baru karena wilayah tempat tinggal mereka, kondisinya rawan bencana.
"Secara geologis area ini berbahaya. Kita beri bantuan dari Pemprov, Baznas, dan PMI. Harapan kita masyarakat dibuatkan rumah, tapi tidak di sini. Maka tadi saya minta Kades menjelaskan kepada warga tidak boleh ditempati tanah ini, tidak boleh lagi karena ini sangat berbahaya," ujarnya.
Menurut Ganjar, untuk mengantisipasi bencana tanah bergerak dan longsor yang bisa sewaktu-waktu terjadi, pihaknya pada 2017 lalu sudah memasang alat early warning system (EWS) di Desa Dermasuci. Pemantauan melalui alat tersebut menunjukkan pergerekan tanah terjadi cukup cepat.
"Kami punya gambarnya dari ESDM provinsi, mulai pergerakan turun dari mahkotanya terus ke bawah, dan di atas jalan yg sempat patah ini sudah diperbaiki, tapi itu sifatnya menunggu keseimbangannya, potensinya masih ada. Kita selamatkan masyarakatnya dulu. Tadi pemkab sudah punya lahan, insya Allah bisa kita bangun di tanah pemkab sehingga masyarakat dapat tempat yang lebih layak," ujarnya.
Ganjar bersama rombongan tiba di Desa Dermasuci sekitar pukul 17.00 WIB. Molor dari waktu yang sudah diagendakan yakni pukul 13.00 WIB.
Setiba di lokasi, orang nomor satu di Pemprov Jawa Tengah itu langsung dikerubuti warga yang ingin bersalaman dan berfoto bersama. Ganjar pun dengan ramah menyapa dan melayani permintaan warga yang sudah berjam-jam menunggu kehadirannya itu.
Setelah menyalami warga, dia menuju ke lokasi tenda acara yang sudah disiapkan dan langsung menyerahkan sejumlah bantuan secara simbolis. Bantuan yang diserahkan antara lain berasal dari Gubernur Jawa Tengah sebesar Rp800 juta, serta PMI Provinsi Jawa Tengah dan PMI Kabupaten/Kota se Jawa Tengah sebesar Rp174.699.600. Terdapat juga bantuan berupa beras dan makanan untuk ibu hamil dan anak-anak.
Selesai menyerahkan bantuan, Ganjar kemudian meninjau lokasi rumah-rumah warga yang terdampak tanah bergerak. Kondisi jalan yang cukup sulit dijangkau dengan kendaraan roda empat membuat Ganjar harus membonceng motor trail yang dikemudikan oleh seorang anggota Polres Tegal.
Sementara itu Kepala Desa Dermasuci Mulyanto, mengaku menunggu instruksi dari bupati terkait bantuan yang sudah diserahkan Ganjar untuk pembangunan rumah baru warga terdampak tanah bergerak.
"Ini bantuan untuk korban bencana alam. Saya tidak tahu teknisnya seperti apa. Nanti kita nunggu koordinasi Pemkab," katanya.
Mulyanto menyebut jumlah rumah warga yang harus direlokasi sebanyak 232 unit. Untuk relokasi itu, dibutuhkan lahan seluas tiga hektar.
"Tanah Pemda yang di sini untuk merelokasi itu luasnya kurang. Lahan yang dari pemda dan Baznas itu ada satu hektar. Nggak cukup untuk relokasi 232 rumah itu. Idealnya tiga hektar, kurang lahan dua hektar lagi," ujarnya.
Sebelumnya, bencana tanah bergerak di Desa Dermasuci terjadi pada Sabtu (12/2). Ratusan rumah warga mengalami kerusakan berat hingga sedang akibat bencana alam tersebut.
Warga yang rumahnya rusak terpaksa harus mengungsi. Berdasarkan data PMI Kabupaten Tegal hingga 1 Maret, jumlah warga yang mengungsi mencapai 335 jiwa.
Mereka tersebar di tujuh lokasi pengungsian, di antaranya tenda Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tenda PMI, dan SDN Dermasuci 01. Hingga satu bulan lebih sejak terjadi bencana, mereka masih menunggu tempat relokasi yang sedang diupayakan Pemkab.