Banyumas, Gatra.com – Produksi gabah Kabupaten Cilacap diperkirakan tak akan memenuhi target tahun 2022 akibat bencana hidrometeorologi sepanjang akhir 2021 hingga Maret 2022 ini.
Kepala Bidang Pertanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Melati Asih mengatakan pada 2022 Cilacap ditarget mampu menghasilkan 942.956 ton dari 65 ribu hektare lebih sawah. Asumsinya ada kawasan irigasi teknis yang bisa ditanam tiga kali, dua kali, dan satu kali tanam per tahun.
“Tahun 2022, kami target produksinya ini, untuk padi saja. Ini Ada 942.956 ton, itu. Itu target satu tahun,” katanya, Kamis (31/3).
Namun, bencana yang terjadi sejak akhir 2021 menyebabkan produksi padi tak optimal. Penyebab utama adalah banjir yang merusak tanaman hingga menyebabkan puso. Selain itu, banjir juga menyebabkan keterlambatan musim tanam antara satu hingga dua bulan di sejumlah wilayah.
“Sampai bulan Februari kemarin, itu baru tercapai 17,04 persen, itu luas tanamnya. Kalau target produksinya, itu baru tercapai sekitar 16 persen koma, ya sama, imbang,” ujarnya.
Selain kerugian kehilangan potensi panen, banjir juga menyebabkan kalender pertanaman bergeser sehingga sejumlah wilayah baru panen raya pada 2023.
Menurut Melati banjir yang terjadi Maret 2022 berdampak paling luas. Diperkirakan sebanyak 2.626 ribu hektare tanaman berbagai fase dan umur terdampak. Potensi kehilangan gabah mencapai 10.500 ton lebih, atau satu persen lebih dari target produksi.
Banjir ini juga menyebabkan kemunduran jadwal masa tanam (MT) 2 dan 3 di Kabupaten Cilacap. Hampir 2.000 hektare sawah di Cilacap harus tanam ulang.
“Pertanaman usia muda dan fase benih otomatis harus mengulang tanam. Perkiraannya mundur antara satu hingga dua bulan,” ungkapnya.
Diketahui, bencana hidrometeorologi terjadi menyeluruh di Jawa Tengah bagian selatan, mulai dari Purworejo, Kebumen, Banyumas dan Cilacap. Dampak paling parah di sektor pertanian terjadi di Cilacap.
Sebagian besar sawah berada di wilayah pesisir yang rawan rendaman. Selain itu, tiupan angin kencang disertai hujan lebat juga rawan menyebabkan tanaman padi rebah dan menurunkan produksi.