Karanganyar, Gatra.com - Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan berharap pemerintah tak segera memberlakukan harga baru untuk BBM non subsidi. Perlu dicari momen tepat agar pemberlakuannya tak memunculkan kepanikan massal.
Hal itu disampaikan Zulkifli Hasan kepada wartawan di Karanganyar usai menghadiri Silaturahmi Kebangsaan bersama Pimpinan Daerah Muhamadiyah (PDM) Karanganyar, Kamis (31/3).
"Saya sudah bilang perang Rusia berkonsekuensi berat. Harga bahan bakar minyak (BBM) naik dua kali lipat. Tiap kenaikan harga minyak USD 1 per barel akan berdampak pada kenaikan subsidi BBM triliunan," katanya.
Berdasarkan perhitungan pemerintah, kenaikan harga minyak USD 1 per barel akan berdampak pada kenaikan subsidi BBM Rp2,65 triliun, subsidi LPG Rp1,47 triliun dan subsidi minyak tanah Rp49 miliar. Artinya, jika harga minyak naik USD 1 per barel, beban keuangan negara bertambah Rp 4,17 triliun.
Kenaikan harga BBM non subsidi menjadi keniscayaan. Ia menyebut Pertamina sudah kehabisan duit pada Juni mendatang jika tetap menerapkan skema lama.
"Pertamina uangnya habis Juni ini. Kenaikan harga pasti akan terjadi," ungkapnya.
Hanya saja ia meminta pemberlakuan harga baru usai lebaran. Sebab, beban masyarakat sudah terlalu banyak. Jika dinaikkan saat ini pastilah merepotkan.
"Setelah lebaran saja (harga BBM naik). Jangan sekarang," imbuhnya.