Home Nasional Pembebasan Baru 10 Persen, Tol Yogyakarta-Bawen Ditargetkan Operasi 2024

Pembebasan Baru 10 Persen, Tol Yogyakarta-Bawen Ditargetkan Operasi 2024

Sleman, Gatra.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) memulai pembangunan tol Yogyakarta-Bawen. Berawal dari Daerah Istimewa Yogyakarta, pembangunan seksi satu ditargetkan beroperasi 2024.

Groundbreaking tol Yogyakarta-Bawen digelar di Dusun Sanggrahan, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Sleman, Rabu (30/3). Acara ini dihadiri Direktur Jenderal Bina Marga Kemen PUPR Hedy Rahadian.

Tol Yogyakarta-Bawen memiliki panjang 75,82 Km dengan rincian tol sepanjang 67,6 Km berada di Jawa Tengah dan 8,77 Km di DIY. Di Yogyakarta, tol ini dibangun melayang melintasi Selokan Mataram sepanjang 6,31 Km dan sisanya (at grade) sepanjang 69,51 Km.

Terdapat enam seksi pembangunan, dimana seksi satu menghubungkan Kota Yogyakarta-Banyurejo (8,25 Km), Banyurejo-Borobudur (15,26 Km), Borobudur-Magelang (8,08 km), Magelang-Temanggung (16,46 Km), Temanggung-Ambarawa (22,56 Km) dan Ambarawa-Bawen (5,21Km).

Juga akan dibangun empat simpang susun di Ambarawa, Temanggung, Magelang, dan Banyurejo (Sleman). Total biaya pengadaan lahan sebesar Rp7,7 triliun dan total investasi mencapai Rp14,26 triliun.

Kemen PUPR memastikan untuk seksi satu, pengadaan lahan sudah menyentuh angka 92,28 persen. Sedangkan untuk keseluruhan pembebasan lahan sepanjang Yogyakarta-Bawen baru mencapai 10,5 persen.

“Keberadaan tol Yogyakarta-Bawen ini akan merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang bertujuan mengembangkan segitiga emas kawasan Merapi-Merbabu,” kata Dirjen Bina Marga, Hedy.

Pemilihan DIY sebagai titik nol dibandingkan dengan Semarang, Hedy memaparkan hal ini terkait dengan prioritas pengadaan lahan. Hal ini disebabkan Yogyakarta kedepan akan menjadi ruang transit dalam meningkatkan konektivitas kawasan budaya dunia Borobudur-Yogyakarta.

“Bukan Semarang tidak penting. Biasanya transitnya wisatawan yang berkeinginan ke Borobudur akan mampir ke Yogyakarta. Sebagai daerah terbatas, kedepan Yogyakarta menjadi transit bagi berbagai objek di sekitarnya,” katanya.

Jika nanti keseluruhan tol yang ditargetkan operasi awal 2025, tol Yogyakarta-Bawen ini akan terintegrasikan dengan tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo. Diharapkan ini akan memberi dampak luar biasa dalam memperkuat posisi kesetaraan ekonomi Jawa bagian selatan.

“Ini perayaan membangun peradaban karena tol ini berada di pusat Kerajaan Medang yang melahirkan peradaban besar. Sebagai anak turunnya kita ingin membuktikan mampu membangun peradaban yang lebih besar,” sambungnya.

Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Basuki Purwadi menyatakan sebagai salah satu program PSN, tol Yogyakarta-Bawen terealisasinya pembangunan seksi satu ini menjadi bukti kerjasama dan koordinasi di lapangan maupun pusat berjalan dengan baik.

“Sedangkan untuk pembebasan lahan di seksi satu yang berkisar 8 persen, sejauh ini tidak ada masalah dan terus berlanjut. Sisa tanah yang akan kita bebaskan memiliki karakter khusus, semisal tanah kas desa. Berbeda dengan tanah pribadi, kita harus mencari tanah pengganti,” katanya.

Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Bawen (JBJ) Oemi Vierta Moerdika menyebut di Yogyakarta untuk struktur melayang akan berbentuk portal dan berada di Selokan Mataram. Design in dipilih agar tidak mengganggu Selokan Mataram yang sudah diberlakukan sebagai cagar budaya.

Diwakili Sekretaris Kadarmanta Baskara Aji, Gubernur menyatakan bangga bahwa ini adalah pembangunan pertama jalan tol di DIY dan perlu dicatat. Diharapkan keberadaan tol ini akan memperlancar transportasi logistik, barang, maupun penumpang dari DIY-Jateng dan sebaliknya.

106