Karanganyar, Gatra.com- Jika Mbak Rara melakoni gawe spiritualitas di Sirkuit MotoGP Mandalika, lain lagi yang dikerjakan seorang pawang pohon asal Karanganyar, Jawa Tengah, Mbah Sentrot. Pria bernama asli Nardi ini, disewa pemerintah setempat untuk 'menjinakkan' pohon turus jalan sebelum ditebang.
Berbagai ubo rampe disiapkan Mbah Sentrot di bawah pohon beringin yang akan dibabat petugas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (DPUPR). Seperti kembang kantil, air kendil dan bunga melati. Syarat lain wajib dipenuhi, yakni waktu yang tepat.
"Enggak boleh sembarangan langsung ditebang. Menunggu hari baik. Setelah didoakan, mohon semua selamat. Baru boleh dipangkas," katanya kepada Gatra.com, Selasa (29/3).
Pohon beringin berusia puluhan tahun itu berada di persimpangan Pasar Jungke. Pemkab Karanganyar sedang gencar-gencarnya merapikan perwajahan kota dengan memangkas pohon turus jalan. Sejauh ini sudah 383 batang yang ditebang di jalur protokol mulai simpang Papahan sampai Tegalgede. Sekitar 1.600 batang lainnya sedang disurvei kelayakannya dieliminasi.
Seluruhnya tercatat dalam daftar aset Pemkab Karanganyar. Dengan penebangan ini, penghapusannya dari daftar itu secara otomatis diproses. Kemudian aset itu segera diganti baru dengan reboisasi. Bupati Karanganyar Juliyatmono disebut-sebut memerintahkannya secara langsung. Batang pohon yang melapuk, jelas membahayakan pengguna jalan. Jika roboh, bukan tidak mungkin mencelakai orang maupun merusak barang.
Kondisi serupa juga terlihat pada pohon beringin yang 'dijinakkan' mbah Sentrot. "Setelah ditebang, enggak ada peristiwa gimana-gimana. Semua kembali ke Yang Maha Kuasa. Bentuk ikhtiar. Demi kebaikan bersama," lanjut pemilik toko arloji Pasar Jungke ini.
Pengawas Pembangunan Perumahan DPUPR Agustinus Eko Daryanto mengatakan, beberapa peristiwa dialami para pekerja tebang pohon turus jalan. Misalnya cidera akibat teriris peralatan, arah rebahan pohon meleset, pekerja sakit dan sebagainya.
"Itu semua lumrah di sebuah proyek. Hanya kecelakaan kerja. Tidak perlu dihubungkan dengan mistis," katanya.
Ia membenarkan pemangkasan pohon beringin Pasar Jungke dengan bantuan spiritual Mbah Sentrot. "Sebenarnya kami hanya ingin merapikannya saja. Itu pun atas permintaan warga. Mbah Sentrot diminta bantuannya untuk upacara ritual," katanya.
Seorang rekanan Pemkab untuk memangkas pohon, Fajar menyebut beberapa pekerjanya menganggap penting menyiapkan kekuatan spiritual. Sebelum menebang pohon turus jalan, mereka berdoa sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing. "Sejumlah pekerja dari latar belakang perguruan. Punya kebatinan," katanya.