Home Kesehatan Angka Kecukupan Serat Pangan Masih Rendah, Ini Bahaya Kurang Serat

Angka Kecukupan Serat Pangan Masih Rendah, Ini Bahaya Kurang Serat

Jakarta, Gatra.com– Spesialis gizi klinik, dr Cindiawaty J. Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK  menjelaskan, penting untuk memastikan kecukupan serat pangan harian, karena serat pangan memiliki banyak manfaat. Diantaranya membantu mengontrol berat badan, mencegah kanker kolon, dan menurunkan kadar kolesterol.

"Mencegah masalah gastrointestinal, dan membantu penanggulangan diabetes. Bahkan menurunkan resiko penyakit kardiovaskular salah satunya jantung koroner," ungkap dr Cindiawaty dalam acara konferensi pers virtual peluncuran Nestlé Nutren Fibre, Selasa (29/3).

Selain itu, makan makanan berserat tinggi juga dapat membantu mengurangi tingkat stres. "Karenanya, agar dapat nyaman menghadapi kesibukan sehari-hari, kita sebaiknya menjaga kesehatan pencernaan dengan mengkonsumsi serat pangan yang cukup,” jelasnya.

Menurut AKG Indonesia, PERMENKES RI No. 28, 2019, setiap harinya kita membutuhkan 30g serat pangan yang berasal dari buah & sayur. Kekurangan serat pangan dapat memicu berbagai macam penyakit.

Menurut The World Health Report, kurangnya konsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber serat dapat menyebabkan kanker gastrointestinal, penyakit jantung iskemik, dan stroke.

Lebih lanjut dr Cindy menjelaskan bahwa terdapat dua jenis serat pangan, yaitu serat larut (soluble fiber) dan serat tidak larut (insoluble fiber). Kedua jenis serat ini memiliki fungsi yang berbeda.

Serat larut dalam air dapat memperlambat pencernaan dan penyerapan makanan di dalam usus, sehingga gula darah dapat lebih stabil dan kolesterol darah lebih terkendali. Contoh makanan yang mengandung serat larut adalah inulin, oatmeal, sitrus, frukto oligosakarida (FOS).

Adapun serat tidak larut yang terkandung dalam gandum, beras merah serta cokelat, timun, dan juga tomat. Makanan itu dapat membantu memperlancar pergerakan usus sehingga dapat mencegah sembelit.

Menurut dr Cindy, beberapa orang foodies yang berkonsultasi dengannya telah menjalani pengaturan pola makan seimbang yang diiringi olahraga teratur serta minum dua gelas produk nutrisi kaya serat pada pagi dan malam hari. Setelah satu bulan, para foodies ini merasa aktivitas Buang Air Besar (BAB) jadi lebih lancar sehingga membuat mereka nyaman beraktivitas.

Mengkonsumsi produk nutrisi kaya serat juga dirasa dapat memberikan rasa kenyang lebih lama,” jelasnya. Selain itu, dr Cindy pun menjelaskan bahwa para foodies juga mengalami perbaikan profil lemak serta gula darah.

Data dari Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa ternyata 95,5% orang Indonesia masih kurang mengkonsumsi serat pangan yang berasal dari sayur dan buah. Keduanya merupakan serat pangan yang memiliki peran kunci dalam menjaga kesehatan saluran cerna.
Hal ini kemudian membuat Nestlé Health Science (NHS) kampanyekan #HidupSehatPerluSerat memperkenalkan inovasi barunya, yaitu Nutren Fibre nutrisi kaya serat terdiri dari campuran serat pangan larut dan tidak larut.

Marketing Manager Nestlé Health Science (NHS), dr. Yulia Megawati mengatakan, Nestlé Nutren Fibre merupakan nutrisi kaya serat pangan larut dan tidak larut yang diformulasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan serat yang dibutuhkan tubuh untuk memelihara fungsi dan kesehatan saluran pencernaan dan menjaga berat badan.

"Diperkaya dengan 50% Protein Whey sebagai sumber protein berkualitas tinggi, Nutren Fibre juga dilengkapi dengan 13 vitamin dan 12 mineral yang baik untuk metabolisme tubuh,” katanya

dr Yulia berharap kedepannya akan ada semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya pemenuhan kebutuhan serat pangan harian bagi kesehatan.

"Dengan kehadiran Nestlé Nutren Fibre kami juga berharap dapat membantu mencukupi kebutuhan serat pangan masyarakat Indonesia sehingga mereka dapat menjalani aktivitas dan kesibukan sehari-hari dengan tubuh yang sehat, kuat, aktif dan memiliki daya tahan yang optimal,” pungkasnya.

919