Karanganyar, Gatra.com - Minyak goreng curah kembali menghilang di pasaran. Kalaupun ada, harganya di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000 per liter.
Temuan tersebut langsung ditindaklanjuti Satgas Mafia Pangan Polres Karanganyar dengan inspeksi mendadak di distributor minyak goreng curah serta pasar tradisional dan modern. Di gudang distributor minyak goreng PT Vinolia Makmur yang terletak di Jalan Lawu, aparat mengamati proses repacking minyak goreng kemasan. Di dalam gudang terdapat 600 karton minyak goreng kemasan siap edar. Minyak goreng kemasan merek vinolia ini dijual dengan harga Rp22.000 per liter.
Beralih ke bagian lain gudang, terdapat puluhan jeriken kosong yang biasanya digunakan untuk minyak goreng curah. Tidak ada aktivitas di sana. Ternyata, sudah delapan hari perusahaan ini tidakk disuplai minyak goreng curah dari pabriknya di Semarang.
“Delapan hari ini kosongnya. Belum disuplai lagi,” kata Kepala Produksi PT Vinolia Makmur, Mulyadi pada Jumat (25/3).
Ia sengaja memasang tulisan ‘Minyak Goreng Habis’ di pintu gerbang gudang. Alasannya, memberi informasi pengecer bahwa gudangnya sudah kehabisan stok minyak goreng curah.
“Sejak pemerintah mencabut subsidi migor kemasan, pengecer berbondong-bondong beli di sini. Gudang ini melayani pembelian di tempat juga menyalurkan ke pasar-pasar tradisional,” katanya.
Menurut Mulyadi, saat minyak goreng curah masih tersedia di gudang ini, dijual Rp12.500 per kilogram.
Sementara itu di Pasar Jungke, aparat Satgas Pangan tidak mendapati warung kelontong menjual migor curah. Mereka hanya menyediakan minyak goreng kemasan dengan harga rata-rata Rp24.000.
Lurah Pasar Jungke, Sri Hartoyo mengakui kelangkaan minyak goreng curah. Kalaupun ada, stoknya terbatas dan harganya di atas HET.
“Sudah beberapa hari ini migor curah susah didapatkan. Biasanya, dari distributor Vinoli Karanganyar dan Pandawa Kebakkramat. Juga ada dari distributor Solo. Kalau migor kemasan ada banyak namun harga sesuai pasaran,” katanya.
Wakapolres Karanganyar, Kompol Purbo Adjar Waskito mengatakan sidak Satgas Mafia Pangan menyasar distribusi migor curah dari hulu ke hilir. Ia mendapat fakta bahwa tidak ada penimbunan di tingkat distributor maupun pengecer. Kelangkaan terjadi akibat permintaan tinggi namun pasokannya kurang lancar.
“Kami akan terus mengamati perkembangan pasar dan mencegah terjadi penimbunan,” katanya.