Jakarta, Gatra,com – Dalam rangka mendukung transisi energi bersih, PT Pertamina International Shipping (PIS) menyiapkan investasi sekitar US$3 miliar atau sekitar Rp43 triliun (kurs US$1 senilai Rp14.361). Dimana salah satu peruntukan investasi tersebut ialah penambahan 69 kapal baru ramah lingkungan.
“Penambahan kapal-kapal baru itu untuk mendukung lingkungan yang lebih hijau. Sebanyak 69 kapal baru yang pastinya akan lebih ramah lingkungan dari yang ada saat ini,” sebut CEO PIS, Erry Widiastono dalam paparannya di acara Media Briefing Pertamina - Dubai Expo, dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Rabu (23/3).
PIS bertekad terus mendukung transisi energi yang sejalan dengan program bauran energi nasional hingga 2050 mendatang. Dalam program bauran energi hingga 2050 yang ditetapkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemanfaatan energi baru dan energi baru terbarukan diproyeksi bisa mencapai hingga 30%. Kebutuhan akan gas dan energi yang lebih hijau di masa mendatang akan lebih besar dibanding kebutuhan untuk minyak dan batu bara.
“Oleh sebab itu, saat ini kami fokus investasi untuk menyediakan angkutan gas atau jenis jenis kapal lainnya yang siap menyalurkan kargo energi yang lebih hijau. Namun, dalam masa transisi ini, kami juga tetap berkomitmen untuk menyalurkan energi fosil ke seluruh wilayah Indonesia,” tambah Erry.
PIS sudah menyiapkan peta jalan untuk menjadi Green Integrated Marine Logistics Company yang dibagi dalam tiga fase.
Baca Juga: Pipa Pertamina EP Cepu Field Bocor
Fase pertama adalah mengurangi jejak karbon dengan melakukan peremajaan kapal. Selain itu, perusahaan juga menerapkan beberapa metode baru untuk mengoperasikan kapal, pelabuhan, dan terminal yang mampu mengurangi emisi karbon.
Di fase kedua, PIS fokus menjadi perusahaan rendah karbon dengan menerapkan kapal-kapal berbahan bakar ganda, desain kapal yang ramah lingkungan, serta pemanfaatan teknologi canggih untuk efisiensi energi.
Pada tahap ketiga, PIS akan menjadi perusahaan yang netral karbon. “Pada tahap ini kami berencana menggunakan bahan bakar kapal bebas karbon seperti Hidrogen, Amoniak, dan Baterai,” imbuh Erry.