Batam, Gatra.com - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepulauan Riau (Kepri) Brigjen Pol Henry Simanjuntak mengungkapkan, Provinsi Kepri masih menjadi jalur alternatif penyelundupan narkoba dari luar negeri. Para pelaku masih terus memanfaatkan jalur tradisional dari Malaysia ke Batam, Bintan, dan Karimun, melalui gugusan pulau kecil yang ada di Kepri.
"Kepri masih dijadikan sebagai pintu transit untuk distribusi narkoba ke daerah lain selama 20 tahun terakhir. Para tersangka yang berhasil diamankan mengaku memilih jalur tersebut lantaran mudah terhubung dan berlindung di pulau tidak berpenghuni untuk menghindari pengawasan," kata Henry, Rabu (23/3).
Lebih lanjut, Henry mengakui, BNNP Kepri sendiri juga memiliki keterbatasan armada dan personil dalam mengawasi dan mencegah masuknya narkoba dari luar negeri. Untuk itu, peran masyarakat sangat penting, mendukung upaya pemerintah dalam pemberantasan narkoba.
"Sebab, kejahatan narkoba terbilang sangat terorganisir dan masif yang dikendalikan oleh sindikan yang berada di luar negeri. Sejauh ini, prevalensi penyalahgunaan narkoba di Kepri memang terbilang kecil, hanya 0,3 persen dari polpulasi yang ada. Hal ini membuktikan Kepri hanya menjadi jalur masuk peredaran gelap narkoba di Indonesia," ujarnya.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan, narkoba merupakan kejahatan extra ordinary yang sejak dulu sudah terjadi secara terorganisir.
Meski upaya pemberantasan narkoba sampai dengan saat ini masih terus dilakukan. Pengungkapan kasus penyelundupan hingga kini juga masih dilakukan aparat penegak hukum.
"Pelaku narkoba ini sangat mengetahui, bahwa narkoba mempunyai nilai ekonomis yang tinggi bagi mereka. Sehingga praktek haram ini terus dilakukan meskipun Pemerintah dan lintas sektoral seperti TNI-Polri dan BNNP Kepri sudah melakukan usaha dengan gencar dalam upaya pemberantasan," katanya.
Lanjutnya, Kepri ini merupakan pintu masuk strategis dari negara tetangga, maka dari itu pemerintah harus waspadai betul. Semua pintu masuk resmi harus diperketat dan celah diperbatasan negara juga harus diawasi, meskipun tingkat prevalensi penyalahgunaan narkoba di Kepri masih terbilang kecil.
Ansar juga mengatakan, dalam upaya pemberantasan narkoba di Kepri ini, pihaknya terus mendorong program edukasi bahaya narkoba sejak dini. Agar dalam usia belia hingga produktif, masyarakat dapat mencegah peredaran narkoba itu sendiri.
"Dari sisi anggaran, kita baru memberikan bantuan operasional terbatas. Kedepannya, kita akan dukung penuh setiap kegiatan BNNP Kepri dalam memberikan pemahaman dan penyuluhan bahaya narkoba terhadap anak-anak sekolah dan usia kerja," tuturnya.