Jambi, Gatra.com- Pilwako Jambi masih dua tahun lagi, namun sejumlah nama mulai muncul dan digadang-gadang bakal bertarung di 2024. Santer bakal maju antara lain, Maulana, Sum Indra, Yunsak El Halcon, Budi Setiawan, dan Rusdi.
Persaingan ke depan bakal semakin mantap karena tak semua calon memiliki panggung politik sampai 2024.
Maulana misalnya, masa jabatan Wakil dari Wali Kota Jambi dua periode Syarif Fasha ini akan berakhir pada tahun 2023.
Ia bukan pemain baru dalam kontestasi politik. Kerja nyata bersama Syarif Fasha membangun Kota Jambi begitu terasa di masyarakat.
Maulana pernah maju dampingi Sum Indra di Pilwako 2013. Tapi sayang, dewi fortuna lebih berpihak ke pasangan Syarif Fasha dan Abdullah Sani -- Wagub Jambi sekarang--.
Dengan bergabungnya Maulana dari Partai Gerindra ke NasDem disebut sebagai sinyal kuat.
Sum Indra, Anggota DPD RI satu ini masih layak diperhitungkan, sebagai Wakil Wali Kota Jambi periode 2018-2013 menjadi modal untuk berlaga.
Kemudian, Yunsak El Halcon Direktur Utama Bank Jambi. Namanya kini lagi melambung tinggi bak setinggi gedung Mahligai 9 Bank Jambi berlantai 12 yang dia bangun.
Aneka inovasinya mampu menangkap peluang-peluang ekonomi untuk bangkit di tengah keterpurukan akibat pandemi.
Gedung Bank Jambi dengan kesan mewah dan megah menyedot perhatian besar masyarakat, karena dapat diakses masyarakat umum.
Sejumlah lantai difungsikan dan dapat digunakan atau disewakan oleh masyarakat umum dan pelaku UMKM. Berbekal pengalaman dunia perbankan menjadi modal besar El Halcon untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota Jambi.
Selanjutnya, Budi Setiawan Ketua KONI Provinsi Jambi. Terlepas baru menjabat Ketua KONI, Budi sudah menunjukan kebolehan dengan meningkatkan prestasi Jambi di PON XX Papua 2020.
Sikap pengusaha satu ini dalam pertarung telah teruji lama. Pertama, mampu mengalahkan Indra Armendaris yang merupakan Ketua KONI Provinsi Jambi sebelumnya, pada Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) Jambi KONI Provinsi Jambi.
Kedua, merebut Ketua Golkar Kota Jambi periode 2021-2026 yang pecah menjadi dua kubu, meski kala itu Endria Putra mengklaim dirinya sebagai Ketua DPD II Golkar Kota Jambi. Namun gugatan Budi membuahkan hasil setelah penetapan Mahkamah Partai Golkar.
Lalu, Rusdi anggota DPRD Provinsi Jambi dapil Kota Jambi. Politikus Partai Berkarya ini bisa jadi kuda hitam dengan gaya perpolitikan berbeda.
Dikenal sederhana dan mudah bergaul dengan masyarakat. Gerakan-gerakannya mampu mengganggu konsentrasi lawan.
Tidak menutup kemungkinan muncul tokoh baru, baik dari gerbong partai politik. Terutama bagi para anggota dewan Provinsi Jambi daerah pemilihan Kota yang memiliki panggung politik sampai 2024.
Di antaranya, Rocky Candra eks Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi. Tokoh muda yang lagi berkibar di tingkat nasional. Baru saja ditunjuk oleh keponakan Prabowo Subianto sebagai Sekjen Tidar, dan menyuksesi Tanwir II Pemuda Muhammadiyah di Jambi.
Atau, Samiun Siregar Kades di Kota Padang Sidempuan Sumatera Utara, dan Farti Suandri mantan Kadis PUPR Kota Jambi, yang belum begitu tenar.
Politik itu sangat dinamis, tidak ada yang pasti. Apalagi saat mendekati pemilihan. Makin banyak calon makin bagus. Menandakan demokrasi di Jambi berjalan dengan baik.
"Semua kader tokoh potensial di Jambi harus turun gunung, semakin banyak pilihan semakin rakyat diuntungkan," ujar Pengamat Politik Pusat Kajian Demokrasi dan Kebangsaan atau Pusakademia, Mochammad Farisi kepada Gatra.com, Rabu (22/3/2022).
Kata dosen Universitas Jambi ini, ada beberapa faktor yang menyebabkan gerakan para bakal calon belum terasa gaungnya. Terasa sunyi dan cenderung irit setelah Pemilu resmi ditetapkan 2024
"Sebenarnya dulu sempat hangat saat belum ada keputusan Pemilu serentak 2024. Muncul banyak baliho Paku Siregar (Sapaan Samiun) dan tokoh lain seperti Hasan Mabhuri (dari PAN)," katanya.
Ada kemungkinan pola tersebut memang sengaja dilakukan lantaran mereka berniat menyimpan taktik rahasia untuk dikeluarkan pada waktu yang tepat hingga ke arus bawah.
"Finisnya jadi jauh, mereka agak ngerem. Tapi saya yakin mereka sedang memetakan peta politik, dan tetap bergerilya diarus bawah," jelasnya.
Menurut Farisi, rame-rame memasang baliho juga tidak begitu efektif saat ini, apalagi masih 2024. "Mending tunjukkan dengan turun silaturahmi langsung ke masyarakat mulai dari sekarang," katanya.
Ia menilai situasi tadi akan berubah setelah Gubernur Jambi Al Haris menunjuk Penjabat Wali Kota Jambi. Pilwako kali ini lebih mencair karena tidak ada petahana, semua punya kans sama kuat.
"Pj Wali Kota yang ditunjuk oleh Al Haris juga akan mewarnai konstelasi politik. Jadi, mereka (para bakal calon) masih wait and see, lihat siapa Pj Wako Jambi, lihat arah politik pusat apakah pemilu jadi diundur," jelasnya.