Semarang, Gatra.com - Banjir yang melanda di kawasan Banyumas, Jawa Tengah harus menjadi perhatian pemerintah. Banyak kerugian yang muncul dari kejadian tersebut. Mulai dari pemukiman yang terendam air, warga yang harus mengungsi, hingga ancaman gagal panen hasil pertanian.
Anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mengatakan, sejauh ini tidak pernah dilakukan normalisasi pada sejumlah sungai yang ada di dekat lokasi banjir.
”Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) tentu harus bisa memahami persoalan ini, dengan proaktif,dan segera mengambil tindakan. Karena hampir tiap tahun, di wilayah ini selalu terjadi banjir,”ungkapnya, Senin (21/3).
Baca Juga:
Brebes Diterjang Banjir Bandang, Puluhan Rumah dan Motor Hanyut
Sarif menambahkan, dirinya sudah memantau langsung kondisi banjir di sejumlah desa di Kecamatan Sumpiuh, maupun Kecamatan Tambak. Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut dan menyebabkan Sungai Gatel dan Sungai Ijo meluap.
“Sistem kelestarian dan penjagaan saluran irigasi harus menjadi perhatian. Katup penutup tiga muara dari Banyumas, Kebumen, dan Cilacap juga harus diperbaiki,” terangnya.
Sarif yang juga ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPRD Jateng ini menambahkan, upaya-upaya pencegahan harus dilakukan. Sebab banjir di kawasan tersebut selalu terjadi setiap tahun.
“Seharusnya ini sudah menjadi catatan besar, bagaimana BBWS maupun pemerintah sama-sama melakukan upaya antisipasi. Jangan setelah terjadi banjir baru dipikirkan,” tegasnya.
Sarif tidak ingin, ribuan warga harus mengungsi tiap tahun, karena banjir tak segera tertangani. Ditambah rumah hingga area pertanian terendam, yang mengakibatkan masyarakat mengalami kerugian berlipat.
“Jika situasinya tidak berubah, selalu banjir, maka kondisi perekonomian tak bergerak, gagal panen. Ini saja, sudah hampir 4 hari genangan banjir masih terjadi,” tukasnya.