Home Pendidikan Keren, Dosen UMP Edukasi Bencana Gempa Bumi dengan Media Puzzle

Keren, Dosen UMP Edukasi Bencana Gempa Bumi dengan Media Puzzle

Banyumas, Gatra.com - Akademisi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas, Jawa Tengah berinovasi melakukan edukasi bencana gempa bumi dengan media puzzle untuk anak-anak.

Inovasi yang merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan secara multidisiplin oleh Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes), Endiyono, M Hanif Prasetya Adhi, bersama Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Aji Heru Muslim.

Endiyono mengatakan, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak faktor penyebab terjadinya bencana baik secara geografis atau hidrometeorologi. Salah satunya adalah gempa bumi.

Karena itu, diperlukan edukasi sejak dini agar anak-anak memahami gempa bumi, termasuk risikonya. Anak-anak diharapkan bisa cepat menangkap pesan melalui puzzle sebagai sarana untuk belajar tentang gempa bumi.

“Kami berharap anak-anak dapat dibekali ilmu kesiapsiagaan bencana gempa bumi sejak dini, agar terbiasa dan mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan diri", kata Endyino dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (20/3).

Hanif Prasetya juga mengatakan bahwa metode pendekatan puzzle ini cocok digunakan untuk anak usia sekolah. Selain menyenangkan, siswa juga dapat melihat cara-cara penyelamatan melalui gambar ilustrasi dalam puzzle.

"Anak SD masih kurang diperhatikan tentang edukasi kesiapsiagaan bencana, sejauh ini lebih sering diadakan soisalisasi pada tingkat menengah dan seterusnya, padahal anak-anak merupakan kelompok yang rentan terhadap dampak Bencana, maka dari itu sosialisasi bencana yang dilakukan sejak dini merupakan tindakan promotif yang tepat,” kata Hanif.

Guru Kelas Pendamping, Yuniati mengakui bahwa anak-anak didiknya sangat antusias dalam kegiatan sosialisasi ini. Pasalnya sosialisasi tentang bencana baru dilakukan pertama kali di tempat tersebut.

Apalagi anak-anak diajak bernyanyi tentang pencegahan gempa bumi terlebih dulu, sehingga menarik minat mereka.

"Kami berharap banyak kegiatan yang serupa yang bisa dilakukan di SD kami untuk menambah wawasan anak didik kami, selain itu kami berharap kedepannya ada sosialisasi tentang psikologis pada anak,” kata Yuniati.

1540