Kebumen, Gatra.com- Aroengbinang bukan hanya nama personal namun menjadi nama keluarga (dinasti) yang memerintah di wilayah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pasca berakhirnya Perang Jawa. Hingga saat ini pun keturunan tokoh ini masih ada.
Sabtu (19/3) trah keturunan Aroengbinang meresmikan Jalan Bambang Maryono yang terletak di dekat komplek makam Aroengbinang Desa Kuwarisan, Kecamatan Kutowinangun. Kegiatan sekaligus dirangkai dengan selamatan dan peletakan batu pertama pembangunan Mushola Yovita.
Jalan tersebut memiliki panjang 280 meter dan lebar 3 meter. "Jalan Bambang Maryono ini sebagai wujud bakti kami kepada orang tua, leluhur kami dan warga sekitar. Kami berharap jalan ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat," jelas Reza Eka Pahlevi, putra Bambang Maryono.
Peresmian ditandai dengan pemotongan pita dan pemecahan kendi oleh Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto. Turut hadir dalam acara itu adalah, Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih, Dandim 0709 Kebumen Letkol Inf Eduar Hendri, Kapolres Kebumen AKBP Piter Yanottama, Kajari Kebumen Fajar Sukristyawan serta kelurga besar Bambang Maryono yang merupakan trah keturunan Aroengbinang.
Sedangkan Mushola Yovita, dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 1522 m2 yang merupakan tanah milik pribadi keluarga. Tempat ibadah ini nantinya bisa dimanfaatkan oleh maayarakat dan para peziarah. ‘’Mohon doanya bapak ibu, semoga Allah meridhoi pembagunan ini, dan nantinya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana ibadah khususnya umat islam," tutur Reza.
Selain mushola, keturunan Aroengbinang juga akan membangun pendopo yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan kegiatan masyarakat setempat. Termasuk akan mendirikan sebuah museum untuk mengenang atau napak tilas sejarah Aroengbinang.
‘’Insya Allah semua anggaran menggunakan dana pribadi, kami tidak ingin membebani pihak mana pun, termasuk pemerintah. Semoga apa yang kami bangun nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat," imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Kebumen menyampaikan apresiasinya atas pembangunan Jalan Bambang Maryono. Menurutnya, ini bentuk kepedulian terhadap budaya, terutama wisata religi.
"Ini sangat baik sebagai bentuk nguri-nguri budaya, agar kita dapat mengenal kembali para tokoh Kebumen. Tokoh-tokoh kita jaman dulu penuh perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Generasi kita harus bisa meletakkan spirit perjuangan para leluhur dan para pahlawan sebagai semangat kekaryaan. Tidak berpangku tangan, kerja keras ini yang paling penting,’’ pungkas Bupati Arif.