Jakarta, Gatra.com – Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, mengapresiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 15 Maret sebagai Hari Melawan Islamofobia.
“Kita bersyukur PBB menetapkan ini, mengambil kebijakan untuk melawan Islamofobia,” kata Sukamta dalam keterangan tertulis pada Jumat (18/3).
Menurutnya, umat Islam sudah lama cukup lama menyuarakan untuk menghapuskan Islamfobia dalam berbagai forum dan kesempatan bahwa Islam bukan ancaman karena ajaran yang menebar rahmah atau kasih sayang untuk seluruh alam sehingga dunia tidak perlu takut.
Menurutnya, kebencian terhadap Islam dan pemeluknya telah mewarnai kehidupan masyarakat di banyak negara di dunia. Tidak hanya di negeri-negeri yang masyarakat Muslimnya minoritas, bahkan di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim pun Islamofobia itu ada.
Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) ini, berharap agar bangsa Indonesia bisa mengambil momen ini sebagai motivasi untuk NKRI sebagai negara Pancasila terus menjaga dan mencegah Islamofobia merebak di seluruh lini kehidupan, mulai dari pemerintahan hingga masyarakat.
Doktor jebolan Salford University, Manchester, Inggris tersebut menjelaskan, Islamofobia sudah ada sejak dahulu, bahkan sebelum tragedi WTC 11 September 2001. Khususnya setelah peristiwa tersebut, dunia mengecam terorisme yang disematkan kepada Islam dan kaum Muslim.
Islamofobia semakin merebak di banyak negara. Kebebasan masyarakat Muslim untuk menjalankan ajaran agamanya direnggut. Tidak sampai di situ, bahkan ada yang sampai melakukan tindakan kekerasan, pelecehan terhadap Muslimah, dan seterusnya.
Menurutnya, di dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan berpolitik pun demikian. Masyarakat Muslim yang ingin mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam berpolitik kerap kali menjadi sasaran Islamofobia, dicap ekstremis, radikal, hingga dikait-kaitkan dengan terorisme.
"Di tengah gencarnya antiradikalisme dan antiterorisme, semoga semangat anti-Islamofobia yang telah dicontohkan oleh PBB ini dapat kita terapkan juga di negeri Indonesia yang mayoritasnya berpenduduk Muslim dan bercorak moderat,” katanya.
Pasalnya, ujar Sukamta, Islam sudah menjadi darah, daging, dan tulang punggung sejarah bangsa ini yang mengukuhkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI sebagai pedomannya.