Jakarta, Gatra.com – Gaduh klaim brand lokal tampil di Paris Fashion Week 'gadungan' terus menuai kontroversi. Selain diprotes kalangan praktisi fesyen, seperti desainer kondang Oscar Lawalata dan lainnya, kalangan legislator dan akademisi pun bersikap senada.
Wakil Ketua Komisi X, Hetifah Sjaifudian, menyayangkan, ada miskomunikasi perhelatan yang seolah-olah Paris Fashion Week, namun ternyata bukan. Menurutnya, alih-alih promosikan merek lokal, acara yang dihelat Gekraf tersebut dinilai mencoreng muka Indonesia di mata dunia.
"Karena itu juga membawa nama kita [Indonesia], menjadi kurang baik. Tapi saya yakin ke depan memang produk-produk kita membutuhkan event-event dan momen-momen untuk memperkenalkan produk kita keluar, dan ini menjadi PR juga untuk pemerintah dan DPR," ujarnya, Kamis (17/3).
Hetifah mengatakan bakal mengevaluasi apa benar kegiatan tersebut menggunakan APBN dan tidak tepat sasaran. "Nanti kita evaluasi lah, karena kita juga pada saat ini membutuhkan kesempatan untuk ekspose. Walaupun dengan digital ekonomi yang sedang dikembangkan ini, kita sebenarnya bisa saja memasarkan sesuatu tanpa menghadirkan fisiknya. Ini bahan evaluasi kita bersama supaya tidak terjadi lagi hal seperti ini," ujarnya.
Sementara itu, Ina Raya, desainer yang juga founder komunitas fashionpreneurindo juga angkat bicara. Ia menyayangkan jika kepergian para brand lokal hanya sekadar mengejar branding atau prestis saja. Ina menyayangkan jika kepergian para influencer hanya sekadar untuk prestis saja dan tidak untuk branding.
"Ini kembali pada kejujuran, kalau memang tidak ke PFW yang asli, ya jangan pakai hastag PFW. Bukannya membanggakan tapi malah memalukan," katanya.
"Jika memang untuk branding produk Indonesia, oke saja, tapi harus dipersiapkan dengan matang," ujarnya.