Batanghari, Gatra.com - Pelaksana tugas Inspektur Daerah Batanghari Akmaluddin, S.H., CRP mengatakan berdasarkan perhitungan BPKP RI, Kabupaten Batanghari secara hitungan beban kerja membutuhkan 54 auditor.
"Sedangkan auditor Inspektorat Daerah saat ini cuma ada 25 orang. Artinya masih kekurangan 29 auditor lagi," ujarnya dikonfirmasi Gatra.com, Kamis (17/3).
Menurut dia pemenuhan auditor bukan perkara gampang. Sebab menjadi seorang auditor harus menjalani diklat dan dua tahun bekerja di Inspektorat.
"Makanya pertimbangan dari pusat guna menutupi kekurangan auditor adalah dengan aplikasi sistem pengawasan keuangan desa (Siswaskeudes)," ucapnya.
Adanya aplikasi Siswaskeudes, kata dia sangat membantu 25 auditor Inspektorat bekerja dari kantor. Selama ini auditor yang turun ke lapangan mencapai 10 orang.
"Intinya aplikasi Siswaskeudes sangat membantu dan sifatnya cuma membantu, tapi kekurangan auditor wajib dipenuhi karena objek pemeriksaan cukup banyak," katanya.
Kabupaten Batanghari punya 110 desa, OPD berjumlah 39, Delapan Kecamatan, ratusan sekolah dan belasan Puskesmas. Makanya kekurangan 29 auditor harus dipenuhi.
"Teknis pemenuhan kekurangan auditor ada beberapa macam cara. Diantaranya, kami akan mengajukan usulan ke Kemenpan-RB terkait kekurangan kuota auditor," ucapnya.
Ia mengaku telah berkomunikasi dengan Bupati dan Sekda Batanghari perihal kekurangan auditor dengan cara merekrut ASN yang ada melalui jalur seleksi.
"ASN yang terpilih masuk Inspektorat tidak serta-merta jadi auditor, mereka harus mengabdi selama dua tahun, mengikuti diklat dan dinyatakan lulus, barulah diangkat menjadi auditor," ujarnya.
Perekrutan kekurangan auditor, kata dia secepatnya akan dilakukan, mengingat program Pusat terlalu banyak. Misalnya Monitoring Center Prevention (MCP) KPK setiap tahun bertambah terus.
"Tugas tersebut tidak tercantum dalam program kerja pemeriksaan tahunan yang akan dibuat. Apalagi MCP KPK hampir 30 sampai 40 pemeriksaan," ucapnya.
Ia ingin seluruh pegawai Inspektorat Daerah Batanghari harus siap dengan kondisi apapun, baik kondisi keuangan, anggaran dan SDM. Baginya, Inspektorat harus mempunyai inovasi mengerjakan seluruh dengan cara apapun.
"Terpenting pekerjaan selesai, kualitas bagus dan kuantitas terlaksanakan," katanya.