Banyumas, Gatra.com - Ratusan hektare tanaman padi di sejumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Banyumas dan Kebumen, Jawa Tengah terancam gagal panen karena terendam banjir lebih dari tiga hari sejak Senin (14/3) lalu.
Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kebumen, Heri Purwoto mengatakan, sebagian besar sawah tersebut berada di wilayah Kecamatan Ayah, wilayah terparah terdampak banjir Kebumen.
Pasalnya, meski banjir telah mulai surut namun air masih menggenang di sawah. Kondisi ini diperparah dengan posisi Kecamatan Ayah yang berada di cekungan sisi selatan Kebumen sehingga limpasan air dari daerah di sekitarnya mengalir ke wilayah ini.
“Air larinya, sekarang masih menggenang di lahan pertanian,” kata Heri, Kamis (17/3).
Dia juga menjelaskan, sawah gagal panen juga terjadi di wilayah kecamatan lain, seperti Rowokele dan Prembun. Namun, pihaknya belum memperoleh angka pasti luasan atau kerugian sektor pertanian akibat banjir ini.
“Untuk data kami belum bisa menyajikan, karena kita belum sampai ke pendataan ke dampak di pertanian, masih dilakukan pendataan oleh teman-teman di dinas pertanian,” jelasnya.
Terkait kondisi warga, Heri mengklaim sebagian besar sudah mulai kembali ke rumah dan melakukan pembersihan. Akan tetapi, dapur umum masih dioperasionalkan untuk menyuplai kebutuhan warga terdampak banjir. Baik dapur umum BPBD, PMI, maupun pihak lainnya.
“Sebagian besar sudah mulai bersih-bersih, tapi mungkin beberapa rumah masih ada genangan,” ungkapnya.
Diketahui, banjir melanda 56 desa di 18 kecamatan wilayah Kabupaten Kebumen. 18 kecamatan tersebut yakni Kecamatan Ayah, Rowokele, Buayan, Kuwarasan, Gombong, Adimulyo, Karanganyar, Puring, Klirong, Alian, Pejagoan, Kebumen, Sruweng, Petanahan, Prembun, Kutowinangun, Ambal, dan Mirit.
Seorang anak berusia tiga tahun di Arjosari, Kecamatan Adimulyo, dilaporkan menjadi korban banjir ini. Korban tenggelam di sawah yang terendam banjir ketika sedang bermain dengan saudara dan ayahnya.
Serupa dengan di Kebumen, persawahan di Kabupaten Banyumas juga terendam banjir yang terjadi dalam waktu bersamaan. Sebagian besar padi yang terendam sudah memasuki usia panen. Namun, informasi yang diperoleh, sebagian besar padi sudah dipanen beberapa waktu sebelum banjir besar terjadi.