Jakarta, Gatra.com – PT Prodia Widyahusada Tbk (kode saham: PRDA) berhasil mempertahankan performa profitabilitas di sepanjang 2021 silam. Pertumbuhan penjualan serta pengelolaan biaya beban yang optimal sukses mendukung pencapaian laba usaha Prodia sebesar Rp756,62 miliar, atau naik 150,7%. Pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha mendukung pencapaian laba bersih Perseroan pada 2021 menjadi sebesar Rp 621,62 miliar. Jumlah ini setara pertumbuhan 131,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih Perseroan mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan pendapatan bersih Perseroan.
Pertumbuhan Pendapatan Bersih meningkat sebesar 41,6% menjadi Rp2,65 triliun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp1,87 triliun. Pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan juga turut mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan Perseroan. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sekitar 33,8% dan 31,4 % kepada pendapatan Perseroan. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 21,2 % dan 13,6 % terhadap pendapatan Perseroan.
Baca Juga: Prodia Ajak Milenial Peduli dan Prioritaskan Kesehatan
“Tahun 2021 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan tak terkecuali bagi kami yang berada di sektor kesehatan. Namun, pada masa pandemi ini, kami masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih, mempertahankan performa profitabilitas Prodia,” sebut Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty dalam pernyataan yang diterima Gatra.com.
Sepanjang tahun lalu, jumlah pemeriksaan mencapai 19,6 juta dan jumlah kunjungan sebanyak 3,6 juta. Jumlah permintaan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 39,2 % menjadi 2,2 juta tes. Pendapatan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 42,7% menjadi Rp999,2 miliar. Pendapatan tes rutin juga meningkat 40,1 % dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan pelanggan (patient visit) juga mengalami peningkatan 8,2% menjadi lebih dari 2,2 juta.
Total aset Perseroan pada 2021 mencapai Rp2,72 triliun. Ini terdiri dari aset lancar (Rp 1,77 triliun) dan aset non lancar (Rp949,50 miliar). Total ekuitas naik menjadi Rp2,25 triliun dibandingkan 2020 yang sebesar Rp1,79 triliun. Sedangkan, total liabilitas ada di angka Rp466,27 miliar. Ini terdiri dari total liabilitas jangka pendek sebesar Rp268,91 miliar dan total liabilitas jangka panjang sebesar Rp197,36 miliar.
Baca Juga: Penting Wanita Rutin Cek Kesehatan, Ini Jenis Pemeriksaannya
Perseroan mencatat kenaikan jumlah permintaan layanan home service yang meningkat 154,8%. Pemesanan pemeriksaan kesehatan melalui Prodia Mobile juga mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 913,9% menjadi 138.504. Selain itu, Perseroan mencatatkan jumlah pelanggan baru pada periode 2021 sekitar 1,3 juta pelanggan baru.
Secara akumulatif, Perseroan mencatatkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada 2021 dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp777,26 miliar meningkat dari Rp434,63 miliar dibandingkan 2020. Peningkatan akun arus kas bersih dari aktivitas operasi ini disebabkan oleh meningkatnya penerimaan kas dari pelanggan sebesar 38,7% menjadi Rp2.60 triliun pada 2021.
“Dengan tingkat posisi kas dan setara kas sebesar Rp607,83 miliar, Perseroan memiiki posisi keuangan yang solid untuk mendukung kesinambungan operasi dan pengembangan bisnis Perseroan,” imbuh Dewi.
Baca Juga: Prediksi Gangguan Saraf, Prodia Hadirkan Neurogenomics
Per 31 Desember 2021, sisa dana hasil penawaran umum Perseroan adalah Rp404,34 miliar dan total dana IPO yang telah digunakan adalah Rp744,29 miliar. Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan per 31 Desember 2021, sebesar Rp511,72 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp145,24 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp87,33 miliar untuk modal kerja.
Prodia telah meluncurkan pemeriksaan Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif (Spike-RBD) untuk mengukur titer antibodi terhadap virus Covid-19. Pemeriksaan ini berfungsi sebagai baseline kuantitatif antibodi terhadap SARS COV-2 untuk mengevaluasi respons imun individu terhadap virus SARS-CoV-2 sehingga memungkinkan dokter menilai perubahan relatif respons imun individu terhadap virus dari waktu ke waktu dalam bentuk numerik.
Selain itu, Prodia telah meluncurkan pemeriksaan genomik di antaranya Leukemia Phenotyping untuk mendeteksi tipe kanker darah pada pasien leukemia akut. Ada pula NEUROgenomics yang merupakan pemeriksaan genomik yang digunakan untuk mengidentifikasi kerentanan genetik seseorang terhadap penyakit yang berkaitan dengan gangguan saraf seperti di antaranya penyakit Alzheimer, Skizofrenia, dan Stroke.