Palembang, Gatra.com - Di tengah fenomena kelangkaan minyak goreng atau migor yang masih terjadi saat ini di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), kebutuhan minyak tersebut untuk warga kota setempat ternyata mencapai 60.000 liter per hari.
Wali Kota Palembang, Harnojoyo mengatakan bahwa memang untuk kebutuhan migor di wilayahnya jika dihitung dengan jumlah penduduk mencapai 60 ribu liter per hari. Karena itu, gejolak yang masih terjadi di wilayahnya itu terus menjadi perhatian.
“Baru-baru ini kami bersama Kapolrestabes Palembang telah mendatangi pabrik migor PT Indokarya Internusa pada 16 Maret 2022. Produksinya sudah meningkat 20% lagi dari sebelumnya hanya 50%, tapi kita mintakan produksi 100% di pabrik itu,” ujarnya, Kamis (17/3).
Berkat permintaan Harnojoyo itu PT Indokarya Internusa saat ini telah berproduksi 100%. Artinya, hasil produksi PT Indokarya Internusa saat ini sekitar 160 ribu liter per hari untuk migor kemasan dan 1.000 ton per hari untuk migor curah. “Sekarang produksi 100%. Itu artinya mencukupi untuk kebutuhan di Palembang,” katanya.
Kendati begitu, sambungnya, sejauh kelangkaan migor masih tetap terjadi. Padahal, selain PT Indokarya Internusa, Palembang juga disuplai dari dua pabrik besar lainnya.
“Nah, ini tentu akan kita telusuri, mengapa ada kelangkaan. Padahal dari produksi pabrik sudah mencukupi,” ujarnya.
Harnojoyo juga meminta kepada pihak pabrik migor untuk menghentikan suplai produknya pada oknum distributor hingga tingkat pengecer yang nakal.
Manager Operasional PT Indokarya Internusa, Liana mengatakan bahwa hasil produksi itu didistribusikan ke empat kota yakni, Palembang, Lampung, Jambi, dan Bengkulu.
“Kalau minyak goreng kemasan, itu kita produksi 60 ribu liter. Sekarang kita produksi 100%, kalau untuk Palembang sendiri mencukupi,” katanya.