New York, Gatra.com – Bursa perdagangan emas tergelincir hampir dua persen ke level terendah sepanjang dua pekan terakhir hingga Selasa atau Rabu pagi.
Jatuhnya emas karena berlangsungnya negosiasi yang mengarah pada gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Selain itu, adanya kemungkinan kenaikan suku bunga AS, sehingga mengurangi permintaan terhadap aset-aset safe-haven.
Pada pengiriman April di divisi Comex New York Exchange kontrak emas turun 31,1 dolar AS atau 1,59 persen menjadi ditutup pada US$1.929,70 per ounce. Emas berjangka di bawah level psikologis 2.000 dolar AS untuk hari ketiga berturut-turut. Terakhir ditutup di atas 2.000 dolar AS pada 10 Maret.
Logam mulia lainnya, seperti perak pada pengiriman Mei turun 14 sen atau 0,55 persen, menjadi ditutup pada 25,158 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 49,8 dolar AS atau 4,73 persen, menjadi ditutup pada 1.002,5 dolar AS per ounce.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei anjlok 6,99 dolar AS atau 6,5 persen, menjadi US$ 99,91 per barel.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April tergelincir 6,57 dolar AS atau 6,4 persen, menjadi ditutup di US$96,44 per barel. Brent turun serendah 97,44 dan WTI mencapai 93,53 dolar AS, terendah sejak 25 Februari.
Minyak mentah berjangka Brent maupun WTI AS di bawah US$100 per barel untuk pertama kalinya sejak akhir Februari. Sejak mencapai tertinggi 14 tahun pada 7 Maret, Brent telah turun hampir 40 dolar AS dan WTI turun lebih dari 30 dolar AS.
Terjadinya penurunan tersebut karena Rusia kemungkinan akan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran untuk maju. Para pedagang khawatir juga terjadi lagi penguncian pandemi yang saat ini berkembang di China, sehingga mengurangi permintaan.