Pati, Gatra.com - Minyak goreng di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, hingga kini masih saja langka di pasaran. Tidak hanya masyarakat, kelangkaan ini juga dikeluhkan pedagang sembako.
Pedagang Sembako Pasar Puri Pati, Anita mengatakan, baik minyak goreng dalam kemasan maupun curah, sama-sama langka. Ia pun merasa dongkol dengan keadaan tersebut.
"Kalau mau kebagian ya harus antre. Kadang sudah antre selama 1-2 jam tetap enggak dapat. Kalaupun ada, pembelian dibatasi sehingga punya uang banyak pun tidak berpengaruh. Pemerintah tolong diberi solusi, masak minyak yang dulu banyak itu kok enggak ada, terus kemana minyak bermerek-merek itu," ujarnya, Selasa (15/3).
Ia mengungkapkan, untuk mendapatkan minyak goreng curah, satu kali pembelian dibatasi maksimal 30 kilogram. Itupun belum tentu dapat karena stok terbatas.
"Belum tentu dapat karena harus berebut. Empat hari kemarin, enggak ada minyak sama sekali di pasar. Itu pada balik yang nyari minyak goreng," ungkapnya.
Jika sudah seperti itu, pedagang harus berburu di media sosial (medsos), hanya agar para calon pembeli tidak kecewa. Meski rentan akan hal yang tidak diinginkan.
"Kadang-kadang dapat dari Facebook. Tapi harganya ya sedikit mahal. Enggak apa-apa, dari pada kosong tak ada yang dijual di toko. Kadang juga postingan sudah dihapus, enggak dapat dihubungi," bebernya.
Anita menerangkan, di Pasar Puri Baru Pati, pedagang menjual minyak goreng berbagai merk dengan harga Rp20.000 per liter. Sedangkan untuk minyak goreng curah yang dikemas dalam botol air mineral dibanderol Rp23.000 tiap per 1,5 liter. Dengan margin keuntungan Rp1.000 per kemasan.
"Kemasan itu kulakannya Rp18.500 - 19.000. Kalau minyak curah beda-beda tergantung agen, ya kisaran Rp22.000," katanya.
Pedagang berharap, agar pemerintah memberikan solusi terkait dengan sulitnya minyak goreng di pasaran. Terlebih, kondisi seperti ini telah berlarut.