Jakarta, Gatra.com - Kedatangan Presiden Joko Widodo untuk berkemah di Ibu Kota Negara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Senin (14/3) kemarin menuai kritik tajam dari sejumlah kalangan. Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyebut kegiatan tersebut sebagai bentuk gimik politik yang tidak peka terhadap kondisi rakyat saat ini.
“Perkemahan di IKN yang sebenarnya kita lihat adalah gimik elit di tengah rakyat menjerit. Ini bentuk tidak pekanya elit politik di negara ini yang justru mengabaikan situasi dan kondisi ekonomi rakyat di tengah krisis yang kian berlapis,” ujar Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Pradarma Rupang dalam webinar pad Selasa (15/3).
Pradarma menyebut kemah super mewah rombongan presiden sebagai bentuk pemborosan. Pengerahan ribuan personel keamanan yang menguras keuangan negara, padahal kondisi keuangan negara tidak dalam kondisi baik.
“Ada 2064 personel keamanan dikerahkan, yang kita lihat sebenarnya ini adalah sebuah kegiatan yang terlalu berlebihan, bahkan anggarannya juga belum kita ketahui,” tegasnya.
Lebih lanjut, Pradarma kembali menekankan bahwa kegiatan kemah tersebut mengabaikan bagaimana seharusnya pilihan para elit politik negeri ini yang mestinya lebih mendekat kepada publik. “Tidak ada kepedulian publik tentang rencana perkemahan di IKN ini, toh, publik masih berkonsentrasi dengan pemenuhan-pemenuhan kebutuhan hariannya,” katanya.
Menurutnya, pemerintah saat ini terus melakukan gimik yang tidak melihat penderitaan rakyat. “Kita lihat bagaimana antrean-antrean panjang ribuan warga masih berlangsung hingga hari ini. Pemerintah justru melakukan kegiatan yang tidak berguna ini,” ujarnya.