Semarang, Gatra.com - Laju pertumbuhan penduduk Kota Semarang pada tahun 2021 sebesar 0,25%. Angka ini merupakan yang paling rendah dalam kurun waktu dua puluh tahun terakhir.
Tercatat titik tertinggi laju pertumbuhan penduduk ibu kota provinsi Jawa Tengah ini, terjadi pada tahun 2003 silam. Saat itu, angkanya mencapai 2,02%. Namun di tahun 2021 indikator tersebut mampu ditekan menjadi sangat rendah.
Baca Juga:
Pemkot Semarang Siap Gelar Summit Kota Sehat 2022
Atas capaian tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang Krisseptiana pun terpilih sebagai nominator penerima penghargaan Satya Lencana, berkaitan dengan program Keluarga Berencana.
Hendrar Prihadi terpilih untuk nominasi Satyalencana Pembangunan, sedangkan Krisseptiana ada pada nominasi Satyalencana Wirakarya.
Sebagian dari rangkaian penilaian pemberian tanda jasa itu pun, tim verifikasi uji petik tanda kehormatan yang dipimpin oleh Kepala Biro Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Setmilpres, Brigjen TNI (Mar) Ludi Prastyono secara khusus datang ke Kota Semarang, Senin (14/3). Bersamanya hadir pula Direktur Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga BKKBN, Wahidah.
Hendrar Prihadi mengatakan, sejauh ini Pemkot Semarang memiliki grand design pembangunan kependudukan Kota Semarang yang terdiri dari 5 pilar. Antara lain, pengendalian kuantitas penduduk, pengendalian kualitas penduduk, pembangunan keluarga, penataan persebaran penduduk, dan penataan administrasi kependudukan.
"Jadi kami di Kota Semarang ini dasarnya adalah bagaimana melakukan pengendalian kuantitas dan kualitas sehingga diharapkan dapat mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat. Pengendalian kuantitas salah satu yang kami lakukan adalah dengan menggratiskan pelayanan KB, dan ada tambahan Rp1 juta untuk akseptor KB dengan metode operasi pria, atau vasektomi,” ungkapnya.
Baca Juga:
Hendi Lima Kali Raih Penghargaan Pembina Pelayanan Publik
Di sisi lain, katanya, Pemkot juga menekan angka kematian ibu dan anak dengan melakukan pendampingan dari mulai pra nikah. “Hingga kemudian, kita memiliki program yang naman Raisa, atau Rawat Ibu Bersalin dimana kita menggratiskan antar jemput, rawat inap, proses persalinan, sampai laundry nya kita gratiskan juga,” sebutnya.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi juga menekankan bahwa kader PKK secara aktif bergerak untuk melakukan pendampingan kepada ibu melahirkan tersebut.
Perempuan yang akrab disapa Tia itu bahkan menyebut kader PKK Kota Semarang yang banyak dan tersebar menjadi kekuatan untuk dapat menjangkau pendampingan ibu melahirkan di seluruh wilayah.
"Tidak hanya ibu melahirkan, tetapi buah hatinya kemudian juga kita lakukan pendampingan dalam tumbuh kembangnya dengan memaksimalkan peran Posyandu yang ada di berbagai wilayah. Kami juga membantu Pemerintah Kota Semarang dalam program pemberian makanan tambahan dan susu agar kemudian mampu menekan stunting,” terangnya.