Magelang, Gatra.com – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menginginkan PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) tidak sekadar menjadi kunci kemenangan dalam Pemilihan Presiden.
Hal itu dia sampaikan dalam Halaqoh Kebangsaan, Silaturahmi Ibu Nyai se-Jawa Tengah bersama Gus Muhaimin Iskandar di Magelang, Sabtu (12/3).
Dalam acara itu, Gus Muhaimin mengatakan, pada 2019 lalu dirinya sudah bekerja. Tapi kemudian kiai Ma’ruf Amin dari NU yang tampil untuk mendampingi Joko Widodo untuk memimpin negeri ini. “Waktu itu saya sudah bilang, jika pak Jokowi tidak berpasangan dengan NU, pak Jokowi kalah,” ujarnya.
Hadir dalam acara Nyai Hj Jayyidah Muhaiminan, Nyai Hj Munawaroh Nurhadi Magelang, Nyai Hj. Umi Fatma Wonosobo, Nyai Hj Istinganatun Minallah Banjarnegara, maupun Nyai Hj. Umi Maesaroh.
Gus Muhaimin menegaskan, siapa pun yang bersama PKB dan NU, insya Allah akan menang. Pertanyaannya, apakah NU hanya menjadi penentu atau kunci saja? “Saya tidak ingin menjadi kunci,. Kita harus berpikir bahwa 2024, PKB, NU, ahlussunnah wal jamaah menjadi pemegang kunci kemenangan,” sebutnya.
Atas dasar itu, dia mengajak NU maupun PKB tidak sekadar menjadi follower atau pendorong saja. “Lebih dari itu harus menjadi penentu arah masa depan,” tegasnya lagi.
Dalam kesempatan itu, Gus Muhaimin juga bercerita bahwa Gus Gus di Jawa Timur memanggil dirnya untuk mempresentasikan evaluasi perjalanan politik NU, politik ahlussunnah wal jamaah mulai sebelum kemerdekaan hingga saat sekarang.
“Alhamdulillah NU, patut kita syukuri selalu sebagai kekuatan dan selalu tampil dan sanggup menghadapi berbagai tantangan zaman. Inggris, Belanda, Jepang bisa dihadapi. Bahkan saat menghadapi Jepang, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari sempat ditahan, namun akhirnya bersama Bung Karno memimpin kemerdekaan,” terangnya.
NU juga mampu melewati zaman orde lama, orde baru, hingga reformasi. Bahkan dibawah kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), NU mampu memimpin demokrasi dan melahirkan reformasi.
Saat ikut pemilu pertama, PKB juga langsung menjadi juara tiga, dan Gus Dur jadi Presiden pertama di era reformasi. “2024 ini kesempatan bagi NU dan hadir menjadi penentu, untuk masa depan kepemimpinan nasional,” jelas Wakil Ketua DPR RI ini.
Kemudan, kata Muhaimin, Gus Gus tadi menanyakan apakah dirinya siap? Dirinya pun balik tanya, apa para Gus siap membantu dengan serius? Jika mengiyakan, maka dirinya menjawab sanggup.
Selain halaqoh, ratusan Ibu Nyai di Jawa Tengah juga memberikan doa dan dukungan kepada Gus Muhaimin Iskandar untuk memimpin bangsa ini.
Gus Muhaimin menyatakan terima kasihnya, atas doa, dukungan, serta semangat yang diberikan para Ibu Nyai. Dia menegaskan, wejangan dari Ibu Nyai sangat penting dan memberi semangat kepada dirinya. “Tadi bu Nyai Muhaiminan memberikan wejangan, Gus Muhaimin harus percaya diri. Insya Allah saya percaya diri,” ujarnya.
Karenanya, dia juga mengajak semua untuk terus begerak. Gus Gus di Jawa Timur sudah bergerak.”Sekarang di Jateng, juga mohon doa restu kiai, ibu nyai, Jateng juga akan gegap gempita sepeti Jatim sebulan yang akan datang,” terangnya.
Sejauh ini, Indonesia belum bisa maju, karena pemimpin bangsa bukan dari NU. Menurutnya, sosok yang bisa mengatasi berbagai persoalan bangsa adalah dari NU. “Karena orang NU Insya Allah tidak banyak kepentingannya. Yang penting bangsa maju, mengabdi kepada Yang Kuasa,” katanya.
Kereta dan rel, kata Gus Muhaimin sudah siap. Hanya saja, keberadaannya terus memerlukan bahan bakar, hingga tenaga. “Kata Bu Nyai Muhaiminan, tambahi kekuatannya, 20 ribu, 30 ribu, 40 ribu, 10 ribu, seribu, lima ratus, maka akan memangkan PKB di 2024 yang akan datang,” katanya.
Kata Gus Dur, jelas Gus Muhaimin, kenapa PKB harus menang, karena PKB mengerti urusan rakyat. “Karena PKB lahir tumbuh berkembang dari kekuatan rakyat. Kiai-kiai pendiri PKB sudah tidak butuh apa-apa. Mereka hanya butuh melihat Indonesia makmur dan sejahtera,” sebutnya.
Hj. Jayyidah Muhaiminan Gunardo dari Pondok Pesantren Kiai Parak Bambu Runcing Kabupaten Temanggung yang mewakili para Ibu Nyai menegaskan semua harus berjuang untuk mewujudkan langkah Gus Muhaimin.
“Kita yang tua-tua bisa mengumpulkan 10 ribu, 20 ribu biting (suara). Lha ibu-ibu yang DPR juga harus segera cancut tali wondo (bekerja sama dengan segenap kemampuan yang dimiliki). Jangan sampai ketinggalan,” tegasnya.
Nyai Jayyidah menambahkan, yang hadir dalam acara adalah para nyai yang memilki pesantren. Menurutnya, jika semua kompak, maka di Jawa Tengah ini bisa mengumpulkan suara yang banyak. “Ini harus gotong royong,” ujarnya.
Ketua DPW PKB Jawa Tengah KH Muhammad Yusuf Chudlori mengatakan menyambut pemilu, PKB menyiapkan kader terbaiknya untuk maju. "Ini yang menjadi tanggungjawab besar ketua umum. Beliau siap karena dawuh para kiai dan ibu nyai," ujarnya.
PKB, jelas Gus Yusuf, telah memiliki catatan sejarah. PKB pernah menjadikan kader terbaik PKB dan NU, yakni KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden RI.