Palembang, Gatra.com - Masyarakat Profesional Sumatera Bagian Selatan (Maspro Sumbagsel) yang resmi dibentuk tersebut diyakini mampu mendongkrak perekonomian yang ada di wilayah Sumbagsel.
Ketua Maspro Sumbagsel, Mahatma Gandhi, mengatakan organisasi itu terbentuk dari kedekatan dan kemiripan budaya yang meliputi lima provinsi di Sumbagsel. Mulai dari Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan (Sumsel), Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dan Lampung.
“Secara historis, Sumbagsel ini merupakan wilayah dari Kerajaan Sriwijaya,” ujarnya dalam Seminar Hasil Kajian Maspro Sumbagsel bertemakan ‘Membangun Aglomerasi Sumbagsel Untuk Nusantara-Indonesia’, Sabtu (12/3).
Menurutnya, kemajuan pembangunan di Sumbagsel pun cukup fantastis, namun memang masih terdapat tantangan yang perlu dihadapi. Bercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2021, IPM di Sumbagsel baru mencapai 70,29%. Angka itu sudah mendekati IPM nasional sebesar 71,94%, namun masih lebih rendah dibanding IPM Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) sebesar 72,34%. “Karena itu, kami berpikir agar capaian IPM di wilayah Sumbagsel harus ditingkatkan lagi,” katanya.
Berdasarkan informasi yang diterima, lanjutnya, masyarakat Sumbagsel bersyukur dengan pembangunan infrastruktur yang ada saat ini. Salah satunya jalan tol Lampung-Sumsel. Kemudian, belum lagi pembangunan jalan tol yang menghubungkan Sumsel-Bengkulu dan Sumsel-Jambi.
“Kami yakin kalau pembangunan insfrastruktur rampung dan seluruh tol sudah tersambung, aglomerasi ekonomi Sumbagsel akan terbentuk dengan sendirinya,” ujarnya.
Terlebih, sambungnya, jika seluruh wilayah Sumbagsel telah tersambung, mobilitas masyarakat akan semakin efektif dan efisien. Efek dominonya, semua potensi di Sumbagsel bakal tereksplorasi dengan baik. Seperti Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA) dan potensi pariwisata. “Kalau Sumsel dan Bangka telah terhubung, juga sejumlah provinsi di wilayah Sumbagsel. Jadi, kontribusi potensi kekayaan daerah semakin optimal kontribusinya bagi kemajuan wilayah ini,” katanya.
Kendati begitu, Maspro Sumbagsel saja tidak cukup untuk mencapai cita-cita tersebut. Karena itu, pihaknya meminta dukungan komponen masyarakat, utamanya Maspro di daerah maupun nasional. Mengingat, berbagai persoalan di Sumbagsel hanya bisa diselesaikan bersama. “Maspro Sumbagsel sebagai wadah bagi para profesional yang lahir, berasal dan atau pernah sekolah di Sumbagsel, terus berupaya untuk berkontribusi secara berkelanjutan bagi pembangunan Sumbagsel,” ujarnya.
Kini, banyak profesional yang lahir, berasal dan atau pernah sekolah di Sumbagsel. Mereka tersebar dan berkarya di berbagai bidang pengabdian. Bahkan, tidak sedikit yang telah mencapai puncak kariernya di tingkat nasional, di antaranya menjadi tokoh nasional. “Wadah ini sifatnya sukarela dan terbuka untuk sharing dan berkolaborasi satu sama lain. Sekaligus memperkenalkan para tokoh tersebut di mata publik agar dapat menjadi inspirasi generasi muda Sumbagsel,” katanya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir, mengatakan sebelumnya Gandhi yang menagkodai Maspro Sumbagsel menemuinya dan membeberkan tentang Maspro Sumbagsel. Saat itu, mereka menyampaikan jika masyarakat profesional Sumbagsel harus dirajut lantaran penting sekali ke depannya.
Erick mengakui, terkadang pemimpin di tingkat nasional dan daerah sebenanya memiliki visi yang baik. Hanya saja, implementasinya berjalan sendiri-sendiri, sehingga hasilnya visi yang baik itu kurang optimal karena tak saling berkesinambungan satu dengan lainnya.
Selain itu, Maspro Sumbagsel itu juga merupakan wadah kritik dan saran. Hal tersebut dianggap cocok sebagai negara yang mengusung sistem demokrasi. “Ya, sebagai pemimpin, seyogyanya, jangan sampai setelah diberi amanah kita justru menutup mata, telinga dan hati, ketika banyak pihak yang ingin memberikan kritik dan saran,” katanya.
Hadir juga dalam acara itu, Sekretaris Maspro Sumbagsel Hafiz Tinerizza dan Bendahara Maspro Muhammad Melvin. Tak ketinggalan salah satu tokoh Sumbagsel, yakni Fachmi Idris.
Adapun panelis yang hadir Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Wagub Babel Abdul Fatah, Sekda Bengkulu Hamka Sabri, Staf Ahli Gubernur Jambi Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Ariansyah, Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya, serta Gubernur Sumsel, Herman Deru yang hadir secara virtual.
Sedangkan dari lingkungan BUMN yang hadir, di antaranya Direktur Utama PT Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Direktur Utama PT Bukit Asam Arsal Ismail, Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dan Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi.