Jakarta, Gatra.com – Penguatan moderasi beragama membutuhkan suatu ekosistem. Upaya tersebut perlu kontribusi semua pihak, baik keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, media, hingga negara.

Pernyataan itu disampaikan Direktur Program Pascasarjana Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta, Darwis Hude dalam diskusi daring pada Sabtu (12/3). Dia mengatakan, setiap pihak mesti berperan mewujudkan kedamaian dalam keberagaman.

“Orang tua harus mengajari putra-putrinya agar bisa menerima perbedaan-perbedaan dan menghormati orang yang berbeda dengan dia dalam hal apapun. Dengan demikian, keluarga telah menjalankan ekosistem dalam penguatan moderasi beragama,” katanya.

Darwis menambahkan, sikap dan perilaku cinta damai juga mesti ditanamkan lewat pendidikan formal, informal, serta nonformal. Sebab, ajaran yang diberikan oleh lingkungan personal dan sosial akan memengaruhi pembentukan tingkah laku seseorang.

Menurut Darwis, Al-Qur’an turut memuat sejumlah perintah agar manusia tidak sampai mengganggu atau merusak hubungan sosial karena berbagai perbedaan. Terlebih, keragaman dalam kehidupan merupakan sebuah keniscayaan.

“Tuhan yang Mahakuasa menghendaki keragaman itu. Allah SWT tidak menghendaki semuanya seragam. Seandainya Aku mau, kata Allah, maka Saya bisa membuat semua manusia itu beriman kepada-Ku,” jelasnya.

Darwis menuturkan, penyelenggara negara harus memberi perlindungan dan pelayanan kepada semua masyarakat tanpa diskriminasi. Selain itu, juga melakukan penegakan hukum yang adil guna memperkuat ekosistem moderasi bergama.