Jakarta, Gatra.com - Salah satu tantangan Indonesia dalam memajukan industri tambak udang ada pada kesiapan sumber daya manusia (SDM). Banyak calon sarjana yang segera lulus dari kampus belum dapat terjun langsung melakukan praktik kerja nyata. Di sisi lain, masih banyak nelayan-nelayan atau anak-anaknya yang ingin beralih profesi menjadi pembudidaya sulit mencari pusat pelatihan.
Tak kalah penting, para pembudidaya lama yang ingin meningkatkan kemampuan mereka lebih lanjut juga sulit mencari komunitas terstruktur yang bisa membantu mereka memperbarui pengetahuan mereka hingga kompetitif di ajang global.
Untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia membutuhkan sebuah program khusus yang menitikberatkan sains, teknologi, dan praktik kerja dalam menjalankan budidaya udang di dalam keseharian.
Startup aquatech DELOS berencana menjembatani kebutuhan tersebut dalam sebuah wadah yang digarap bersama para akademisi dan pelaku usaha tanah air. Program tersebut dinamai Institut Maritim DELOS (DMI), yang menyasar pada kampus-kampus yang memiliki jurusan studi akuakultur.
Saat ini, beberapa kampus ternama yang akan dibidik DMI adalah Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (UNDIP), dan Universitas Indonesia (UI). Lebih lanjut, DMI juga membuka kesempatan yang sama bagi para lulusan SMK atau sederajat dan juga individu berpengalaman sebagai nelayan yang mau masuk ke dunia budidaya.
Senior Scientific Officer DELOS, Julie Ekasari, mengungkapkan bahwa program DMI ini dirancang sesuai standar pelatihan “Merdeka Belajar” dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). “Program ini didesain untuk mempersiapkan mahasiswa semester akhir yang akan segera lulus, untuk nantinya bisa bergabung dan siap bekerja di industri budidaya udang,” ujar Julie dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Sabtu (12/3).
DELOS sendiri sebagai pelaku bisnis di industri aquatech menyadari bahwa pembentukan SDM yang mumpuni merupakan hal yang signifikan. Mahasiswa yang sudah lulus belum tentu siap bekerja, apalagi industri ini berkaitan dengan mahluk hidup yang kondisi lapangannya fluktuatif.
CEO DELOS, Guntur Mallarangeng, mengatakan program DMI akan berjalan untuk pertama kalinya dalam waktu dekat ini. “Bukan sekedar pelatihan biasa, akan ada learning outcome yang jadi target utama, serta pengetahuan teori dan lapangan yang sudah dikurikulumkan dalam standar S1 dan D3,” kata Guntur.
Selain para akademisi kampus yang terlibat, struktur pengajar dalam DELOS Maritim Institut ini diperkuat dengan kehadiran praktisi handal dan para ahli di bidang budidaya udang. Pembukaan seleksi di tiap universitas yang bergabung dengan DMI ini akan dilakukan di akhir Maret 2022 untuk menyaring sepuluh mahasiswa tingkat akhir.
Julie yang juga dosen di Departemen Budidaya Perairan IPB ini mengatakan, bahwa untuk kualifikasi penilaian adalah tugas pembuatan video yang berisi motivasi mengikuti program DMI dan juga latar belakang keluarga pembudidaya atau nelayan. “Latar belakang ini menjadi penting sebab biasanya mereka punya nilai lebih karena besar dalam keluarga tambak atau nelayan,” ujar Julie.
Mereka yang lolos seleksi akan diberikan kelas teori selama dua minggu. Setelah itu, berlanjut ke program training di lapangan kelima titik tambak udang yang menjadi kemitraan DELOS, diantaranya di wilayah Garut, Lampung, Banyuwangi, Pontianak, dan Aceh selama 4 bulan. Di akhir program ini nantinya para pemagang harus memberikan presentasi hasil kerja sebagai bahan untuk evaluasi.
“Peserta akan disebar maksimum dua pemangan per lokasi, untuk ditempatkan pada posisi Farm Manager dan laboratorium. Untuk program DMI ini tidak dipungut biaya dan bahkan para pemagang diberikan uang saku selama program berlangsung,” kata Julie.
Dengan adanya DMI, Guntur berharap, Indonesia akan semakin siap ke depan untuk menjadi eksportir terbesar udang. Dengan garis pantai sepanjang 54.000 km, SDM pesisir yang melimpah, serta iklim tropis yang menunjang, sudah seharusnya Indonesia mampu menjadi pemimpin global untuk akuakultur yang berkelanjutan.
DELOS yang berangkat dari tambak udang konvensional Dewi Laut Aquaculture (DLA) dan sekaligus perwujudan digitalisasi dari Alune Aqua, berharap dapat membantu para petambak udang nusantara berevolusi biru menuju modernisasi tambak.