Karanganyar, Gatra.com- Sebanyak 2.000 liter minyak goreng diangkut mobil bak terbuka milik CV Maju Barokah melaju ke perkampungan di Desa Gebyog, Mojogedang, Karanganyar Jateng, Kamis siang (10/3). Emak-emak yang sedari tadi menanti, langsung bergerak menyambutnya. Raut muka mereka semringah seakan membayangkan kebahagiaan keluarga dapat kembali merasakan cemilan renyah.
Sudah lama ibu rumah tangga di desa ini berhemat beli migor. Alasannya, harga migor sekarang sedang mahal-mahalnya. Sedianya mereka dapat mendapatkan harga lebih murah jika di swalayan atau pasar tradisional. Namun pasar tradisional terdekat berjarak lebih dari dua kilometer. Butuh angkutan ke sana. Tentu saja, ongkos yang dikeluarkan lebih banyak. Sedangkan swalayan hanya ada di kota kabupaten yang lumayan jauh jaraknya.
"Minyak-minyak. Ayo ibu-ibu antre. Jangan berebut. Pasti dilayani," kata Kepala Desa Gebyog, Mojogedang, Sugiyarto melalui pengeras suara.
Sang kades begitu bersemangat mengabarkan kedatangan angkutan migor. Baru kali pertama operasi pasar migor menyentuh perkampungan di wilayah pinggiran ini. Warga diminta berkumpul di tiap balai RW. Sedikitnya tiga balai RW disinggahi mobil migor keliling. Meski tiap pembelian dibatasi hanya satu liter saja, namun warga tetap antusias. Bagi mereka yang memiliki usaha warung makan atau jual makanan gorengan boleh ambil dua liter migor merek Bening Mas ini. Mobil bak terbuka itu menjual kemasan isi 1 liter dan 800 mililiter. Untuk kemasan 800 ml dibanderol Rp13 ribu.
"Beli empat botol. Ini saya satu, tiga tetangga nitip. Jadi 4. Susah kalau minyak mahal. Bikin lauk juga harus hemat menggoreng. Di toko terdekat mahal. Mau ke pasar jauh. Itupun dapetnya Rp19 rb perliter kemasan botol," kata Suwanti, salah seorang warga.
Ia berharap problem migor mahal segera teratasi. Kenaikan harganya memicu hal serupa sejumlah komoditas, terutama makanan siap santap.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Anung Marwoko mengatakan pasar murah migor dengan sistem jemput bola sudah dimulainya bersama rekanannya itu pada akhir pekan lalu. Tiap hari diangkut 2.000 liter ke berbagai desa di Kecamatan Mojogedang.
"Tujuannya agar sampai ke warga. Juga menghindari kerumunan jika dikumpulkan di balai desa atau di pasar tradisional. Maka kami yang mendekat. Lagipula sasarannya jelas. Kami menggandeng karang taruna desa. Mereka paling paham siapa yang paling membutuhkan, lalu diarahkan ke sana," katanya.