Blora, Gatra.com - Bupati Blora Arief Rohman meminta agar embung Kemadoh di Desa Jegong Kecamatan Jati dilakukan normalisasi. Hal ini menyusul terjadinya banjir yang merendam wilayah itu.
Embung Kemadoh sendiri telah berusia hampir 25 tahun. Sedimentasi di Embung tersebut cukup tinggi.
"Ternyata embung yang dibangun tahun 1997 ini sedimentasi atau pendangkalannya sudah banyak. Tolong nanti disampaikan ke Pak Kepala Balai (BBWS Bengawan Solo) agar bisa dikeruk atau normalisasi. Tujuannya agar kapasitas daya tampung embung kembali normal dan memperkecil potensi banjir," kata Bupati saat meninjau lokasi, Kamis (10/3).
Bupati berharap dengan adanya normalisasi daya tampung embung bisa kembali normal. Selain fungsi irigasinya juga bisa dirasakan oleh masyarakat khususnya para petani karena wilayah Kecamatan Jati ini terkenal daerah susah air saat kemarau.
"Kita semua prihatin atas kejadian banjir ini. Jenengan semuanya alhamdulillah sehat dan tidak ada yang mengalami luka. Semoga bantuan ini bisa bermanfaat nggih. Kita minta nanti TNI Polri dan petugas BPBD untuk bisa membantu pembersihan sisa sisa banjir," ucapnya.
Kepala Desa Jegong, Dianto menyampaikan bahwa ada 16 KK yang menjadi korban banjir pada Selasa lalu mulai sore hingga petang.
"Banjir mulai datang sekitar jam 16:30 WIB sore hari sehingga warga langsung bersiap mengungsi di pemukiman yang lebih tinggi. Dan berangsur surut mulai sekira 20:00 WIB. Diperkirakan akibat tingginya curah hujan di hulu sungai sehingga sampai Kemadoh sini meluap," ucap Dianto.
Kepala Pelaksana BPBD Blora, Slamet Widodo, menerangkan ketika mendapatkan laporan adanya banjir, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Kades dan Kecamatan untuk menerjunkan petugas.
"Banjir tidak berlangsung lama, petugas kita minta langsung melakukan pendataan dan identifikasi kebutuhan para korban bencana. Bantuan berupa sembako, sandang, peralatan sekolah, hingga selimut untuk 16 KK," terangnya.