Yogyakara, Gatra.com – Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyebut awan panas guguran yang terjadi enam belas kali ke arah kali Gendol atau Tenggara adalah yang terpanjang sejak Juni 2021.
“Tahun lalu jarak luncuk ke Kali Gendol hanya 3 km. Tadi malam mencapai 5 km dengan hujan abu mencapai radius 13 km,” kata Hanik dalam jumpa pers secara daring, Kamis (10/3).
Tentang penyebab awan panas guguran tadi malam, Hanik menjelaskan saat ini di puncak Merapi ada dua kubah yang aktif yaitu kubah tengah dan barat daya. Sisi tengah kubah akan terus tumbuh sedangkan di kubah barat daya stabil.
Karena dorongan magma terus-menerus dalam jumlah yang tidak konsisten, maka dinding disi tenggara kubah tengah mengalami ketidakstabilan. Dari indikasi guguran yang terjadi, Hanik mengatakan indikasi suplai magma ke permukaan tidak cukup kuat.
“Arah ke Kali Gendol memiliki ketidakstabilan lebih tinggi karena adanya perengan yang menjadi hulu sungai. Namun status Merapi masih belum membahayakan penduduk di luar area yang radius bahaya yang kita tentukan yaitu 5 km,” katanya.
Berdasarkan analisis foto udara 20 Februari 2022 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 m3 dan kubah tengah sebesar 3.228.000 m3.
Aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi dimana guguran terjadi rata-rata sebanyak 140 kali/hari. Aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi ditunjukkan oleh data seismisitas dan deformasi. Seismisitas internal (VTB dan MP) terjadi lebih dari 5 kali/hari, sedangkan laju deformasi EDM RB1 sebesar 3,5 mm/hari.
Sedangkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan - barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
“Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km,” jelasnya.
Berdasarkan jarak luncur awan panas guguran sejauh 5 km, diperkirakan ada sejuta meter kubik yang terlepas dari Gunung Merapi. Hanik meminta kepada masyarakat ditengah tingginya curah hujan, kewaspadaan ditingkatkan terutama di hulu sungai sebagai antisipasi lahar dan awan panas.